Senin 27 Nov 2023 11:37 WIB

Instagram Dituduh Sensor Konten Soal Palestina, Aktivis Kampanyekan Rating Bintang Satu

Instagram menyensor dan melarang unggahan yang mendukung Palestina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Instagram menghapus akun atau unggahan yang menunjukkan dukungan terhadap Palestina.
Foto:

Pengguna Instagram juga menuduh Instagram menyensor dan melarang unggahan yang mendukung Palestina. Pengguna Instagram memberikan contoh, cerita atau story tentang Palestina menerima lebih sedikit penonton, atau akun pengguna yang membagikan konten pro-Palestina tidak dapat dicari di jejaring sosial.

Platform Meta banyak dikritik dan dituduh melakukan sensor dan bias selama serangan Israel di Gaza pada 2021. Pada 2022, sebuah studi internal menemukan bahwa kebijakan Facebook dan Instagram merugikan hak asasi manusia mendasar pengguna sosial media Palestina selama serangan Israel di Jalur Gaza pada Mei 2021 .

Pada 2021, ratusan pengguna media sosial di seluruh dunia melaporkan Instagram karena menghapus unggahan mereka tentang kekerasan Israel terhadap warga Palestina di Sheikh Jarrah, di wilayah pendudukan Yerusalem Timur. Pada saat yang sama, platform Meta sempat menangguhkan akun Mona al-Kurd, seorang wanita muda Palestina yang berkonfrontasi dengan seorang pemukim Israel menjadi viral.

Kelompok pengawas media sosial 7amleh, Pusat Arab untuk Kemajuan Media Sosial telah memantau kasus-kasus terkait pembungkaman suara warga Palestina. Mereka telah mendokumentasikan lebih dari 238 kasus sensor dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini termasuk akun Instagram Let’s Talk Palestine yang ditangguhkan sementara, dan Meta yang memblokir sementara akun Facebook outlet media Palestina 24FM.

Direktur 7amleh, Nadim Nashif mengatakan, konten Palestina dijadikan sasaran secara tidak adil. Sementara ujaran kebencian dan hasutan terhadap warga Palestina sebagian besar tidak terkendali.

“Kami telah menemukan pola yang mengganggu dari bungkamnya suara-suara Palestina dan kebebasan berekspresi, terutama di seluruh platform Meta. Sensor merajalela, dengan pembatasan jangkauan, penghapusan, dan pembatasan yang ketat terhada p media, jurnalis, dan influencer, terutama akun @eye.on.palestine. Tindakan keras ini menghalangi dunia untuk mendengar kebenaran dari lapangan," ujar Nashif, dilaporkan The Guardian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement