REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menggambarkan gencatan senjata yang diperpanjang dua hari, antara Israel dan militan Palestina Hamas pada hari Senin (27/11/2023), sebagai "sekilas harapan dan kemanusiaan." Tetapi ia memperingatkan bahwa waktu tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bantuan di Jalur Gaza.
Mediator Qatar mengatakan pada hari Senin bahwa gencatan senjata empat hari awal telah diperpanjang dua hari. Perpanjangan ini, melanjutkan jeda dalam tujuh minggu peperangan yang telah menewaskan ribuan orang dan menghancurkan daerah kantong Palestina.
"Saya sangat berharap bahwa hal ini akan memungkinkan kita untuk meningkatkan lebih banyak lagi bantuan kemanusiaan kepada orang-orang di Gaza yang sangat menderita - karena kita tahu bahwa bahkan dengan tambahan waktu tersebut, tidak akan mungkin untuk memenuhi semua kebutuhan dramatis penduduk," kata Guterres kepada para wartawan.
PBB telah mengirimkan sejumlah bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui penyeberangan perbatasan Rafah dari Mesir. PBB juga ingin dapat menggunakan penyeberangan perbatasan Kerem Shalom, yang dikendalikan oleh Israel.
"Saya sangat berharap bahwa akan ada penyeberangan lain karena akan memudahkan distribusi dan juga memudahkan kontrol oleh pihak Israel. Jadi saya sangat berharap hal ini akan terjadi," kata Guterres.
Sebelumnya pada hari Senin, juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa negosiasi harus terus berlanjut dengan tujuan mengubah gencatan senjata sementara di Gaza menjadi gencatan senjata kemanusiaan secara penuh.
"PBB akan terus mendukung upaya-upaya ini dengan segala cara yang memungkinkan," kata Dujarric dalam sebuah pernyataan. Guterres kembali menyerukan agar para sandera yang ditahan oleh Hamas segera dibebaskan tanpa syarat, kata Dujarric.
PBB telah meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza selama empat hari terakhir selama gencatan senjata. Dan mengirimkan bantuan ke beberapa wilayah utara yang sebagian besar telah terputus selama berminggu-minggu, kata Dujarric.
"Namun, bantuan ini tidak sebanding dengan kebutuhan 1,7 juta pengungsi. Bencana kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dari hari ke hari," katanya.