REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, setelah gencatan senjata kemanusiaan dengan Hamas berakhir, pasukan negaranya akan melanjutkan pertempuran melawan Hamas di Jalur Gaza. Dia menyebut, Israel akan mengerahkan kekuatan lebih besar dalam pertempuran berikutnya.
"Kalian sekarang punya waktu beberapa hari. Kita akan kembali berperang. Kita akan menggunakan jumlah kekuatan yang sama dan lebih banyak lagi. Kita akan berperang di seluruh Jalur Gaza," kata Gallant saat bertemu pasukan Israel, Senin (27/11/2023), dilaporkan Times of Israel.
Dia pun memperingatkan pasukan Israel untuk tetap waspada dan siaga. “Ingatlah bahwa ketika kalian sedang mengorganisir, beristirahat, dan menyelidiki, musuh juga melakukan hal yang sama,” ujar Gallant, merujuk pada kelompok Hamas yang mengontrol Gaza.
Pada Senin lalu, Hamas dan Israel telah menyepakati perpanjangan gencatan senjata selama dua hari di Jalur Gaza. Hal itu diumumkan Qatar, pihak yang memediasi perundingan Israel dengan Hamas.
“Negara Qatar mengumumkan bahwa, sebagai bagian dari mediasi yang sedang berlangsung, kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza,” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Qatar Majed Al Ansari lewat akun X (Twitter) resminya.
Hamas kemudian mengonfirmasi keterangan Kemenlu Qatar. “Hamas mengumumkan bahwa kesepakatan telah dicapai dengan saudara-saudara di Qatar dan Mesir untuk perpanjangan jeda kemanusiaan sementara selama dua hari tambahan, dengan ketentuan yang sama seperti gencatan senjata sebelumnya,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Alarabiya.
Mesir ikut membantu Qatar dalam menengahi perundingan Israel dengan Hamas. Sebelumnya Israel dan Hamas sudah memberlakukan gencatan senjata selama empat hari.
Gencatan senjata tersebut seharusnya berakhir pada Senin malam lalu. Namun Hamas berupaya memperpanjang penghentian sementara pertempuran. Hal itu turut didukung berbagai negara, termasuk Amerika Serikat (AS).
Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata pertama, Hamas telah membebaskan 58 sandera yang terdiri dari warga Israel dan warga asing. Sementara Israel sudah membebaskan 117 tahanan Palestina. Menurut Israel, ketika Hamas melakukan operasi infiltrasi ke negaranya pada 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 240 orang diculik dan dibawa ke Gaza.
Sementara itu, sejauh ini jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai sekitar 14.800 jiwa. Mereka termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sedangkan korban luka menembus 33 ribu orang.