REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Israel dan Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata. Kesepakatan perpanjangan gencatan senjata selama dua hari yang disepakati kedua belah pihak pada Senin (27/11/2023) lalu seharusnya berakhir pada Kamis (30/11/2023) pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.
Dalam keterangannya, Hamas mengungkapkan, kesepakatan telah dicapai dengan Israel untuk memperpanjang gencatan senjata hingga hari ketujuh. Kedua belah pihak telah memulai memberlakukan gencatan senjata sejak 24 November 2023 lalu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pun sudah mengonfirmasi perpanjangan gencatan senjata dengan Hamas. “(Gencatan senjata berlanjut) mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera dan tunduk pada ketentuan perjanjian,” kata IDF dalam pernyataannya.
Mediator dalam perundingan Hamas dengan Israel adalah Qatar dan Mesir. Kendati demikian, Hamas menyampaikan, Israel telah menolak menerima tujuh sandera perempuan dan anak-anak serta tiga jenazah sandera yang terbunuh akibat agresi Israel ke Gaza. Hamas hendak memulangkan mereka sebagai imbalan atas kesepakatan perpanjangan gencatan senjata sementara.
“Hal ini terjadi meskipun ada konfirmasi melalui mediator bahwa kelompok ini adalah satu-satunya yang dimiliki gerakan (Hamas) dalam hal tahanan dalam kategori yang disepakati,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Sejak gencatan senjata diberlakukan pada 24 November 2023, Hamas-Israel telah melakukan pertukaran antara sandera dan tahanan. Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Gaza sudah membebaskan lebih dari 80 sandera. Sebanyak 60 di antaranya merupakan warga Israel yang terdiri dari perempuan dan anak-anak. Sementara sisanya merupakan warga asing yang kebanyakan berasal dari Thailand.
Ketika melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Hamas disebut menculik setidaknya 240 orang. Sebagian besar dari mereka merupakan warga sipil, yang terdiri atas warga Israel, warga Israel berkewarganegaraan ganda, dan warga asing.
Sebagai imbalan atas pembebasan para sandera oleh Hamas, Israel telah membebaskan 180 tahanan Palestina dari penjara-penjara di Tepi Barat. Sejauh ini, jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat agresi Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menembus 15 ribu jiwa. Mereka termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Sedangkan korban luka mencapai 33 ribu orang.