Kamis 30 Nov 2023 14:46 WIB

Henry Kissinger Dikenang Sebagai Penjahat Perang dan Pembela Kepentingan AS yang Andal

Henry Kissinger meninggal dunia dalam usia 100 tahun pada Rabu kemarin.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Momen saat Presiden Cina Xi Jinping bertemu dengan mantan diplomat ternama Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger.
Foto: AP
Momen saat Presiden Cina Xi Jinping bertemu dengan mantan diplomat ternama Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Berita kematian mantan menteri luar negeri Amerika Serikat (AS) Henry Kissinger terpolarisasi. Kissinger berhasil menggalang perhatian global beberapa dekade setelah masa baktinya sebagai salah satu diplomat paling berpengaruh dalam sejarah Amerika.

Bagi sebagian pemimpin dunia, Kissinger yang meninggal pada Rabu (29/11/2023) di Connecticut pada usia 100 tahun merupakan pembela kepentingan AS yang andal. Di media sosial, ia secara luas disebut sebagai penjahat perang yang meninggalkan kerusakan abadi di seluruh dunia.

Baca Juga

"Amerika kehilangan salah satu suara yang paling dapat diandalkan dan khas (dalam bidang urusan luar negeri)," kata mantan presiden AS George W Bush, Kamis (30/11/2023).

Senada dengan pernyataan yang coba disampaikan banyak pejabat tinggi AS baik yang dulu maupun yang sekarang. "Saya sudah lama mengagumi pria yang melarikan diri dari Nazi sebagai seorang anak laki-laki dari sebuah keluarga Yahudi, kemudian melawan mereka di Angkatan Darat Amerika Serikat," kata Bush dalam pernyataannya.

"Ketika ia kemudian menjadi menteri luar negeri, pengangkatannya sebagai mantan pengungsi menunjukkan kehebatannya dan juga kehebatan Amerika."

Kissinger melayani dua presiden, Richard Nixon dan Gerald Ford. Ia pemangku kebijakan luar negeri AS saat AS mundur dari Vietnam dan menjalin hubungan dengan Cina. Ia dihormati di Cina karena membuka hubungan antara Partai Komunis yang berkuasa dengan Washington yang saat itu dikuasai Nixon.

Duta Besar Cina untuk Amerika Serikat, Xie Feng, mengatakan ia "sangat terkejut dan sedih" atas meninggalnya Kissinger. "Ia akan selalu hidup di hati rakyat Cina sebagai teman lama yang sangat berharga," katanya.

Mantan menteri luar negeri AS lainnya, Mike Pompeo, mengatakan Kissinger meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah Amerika dan dunia. "Saya akan selalu berterima kasih atas nasihat dan bantuannya yang murah hati selama saya menjabat sebagai menteri luar negeri," kata Pompeo di media sosial X.

"(Ia) selalu mendukung dan memberi informasi, kebijaksanaannya membuat saya menjadi lebih baik dan lebih siap setiap kali selesai melakukan pembicaraan dengan dia," tambahnya.

Namun kritik terhadap Kissinger yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian sangat kuat di media sosial. Banyak akun yang mengunggah video perayaan sebagai reaksi atas kematiannya.

Dalam tajuk utamanya majalah Rolling Stone mengatakan, "Henry Kissinger, penjahat perang yang dicintai oleh kelas penguasa Amerika, akhirnya meninggal."

"(Peran Kissinger dalam pengeboman AS di Kamboja) kemungkinan besar menewaskan ratusan ribu orang Kamboja dan membuka jalan bagi kehancuran Khmer Merah," kata peneliti ekonomi politik Kamboja di Arizona State University Sophal Ear di situs peneliti The Conversation.

"Bom-bom tandan yang dijatuhkan di Kamboja di bawah pengawasan Kissinger terus menghancurkan kehidupan pria, wanita, dan anak-anak yang kebetulan melintas di dekatnya," tambah Ear.

Kissinger memberikan pengaruh yang tidak biasa dalam urusan global lama setelah ia meninggalkan jabatannya. Pada bulan Juli, misalnya, dia bertemu pemimpin Cina Xi Jinping di Beijing ketika hubungan AS-Tiongkok sedang berada di titik terendah.

Putri-putri Nixon, Tricia Nixon Cox dan Julie Nixon Eisenhower, mengatakan ayah mereka dan Kissinger menikmati "kemitraan yang menghasilkan generasi perdamaian bagi bangsa kita." Kissinger memprakarsai negosiasi Paris yang pada akhirnya menjadi sarana penyelamat untuk mengeluarkan Amerika Serikat dari perang yang merugikan di Vietnam.

"Kissinger memainkan peran penting dalam membuka Republik Rakyat Cina dan memajukan perdamaian dengan Uni Soviet, inisiatif berani yang mengawali awal berakhirnya Perang Dingin. 'Diplomasi antar-jemputnya' ke Timur Tengah membantu memajukan pelonggaran ketegangan di wilayah dunia yang bermasalah itu," kata putri-putri Nixon dalam pernyataan mereka.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement