REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Desk Korea Direktorat Asia Timur Kementerian Luar Negeri Indonesia Puji Basuki menyoroti tantangan yang akan dihadapi dalam hubungan antara Indonesia dan Korea Selatan (Korsel). Meski pada 2023, kedua negara telah menjalin hubungan diplomatik selama 50 tahun.
"Akan ada banyak tantangan besar yang bisa saja terjadi. Kedua belah pihak perlu mengantisipasi kebutuhan akan perubahan penting dan pemasaran yang kompleks," ujar Puji dalam forum peringatan 50 tahun hubungan diplomatik dan kerja sama Korea Selatan-Indonesia dengan tema ‘K-Wave & I-Wave, Together for the Future’ pada Kamis (30/11/2023).
Puji menekankan, kedua negara perlu mencari jalan baru dalam meningkatkan kerja sama yang sudah ada dalam berbagai bidang. Namun dia memberikan fokus terhadap industri yang terus berkembang, seperti kecerdasan buatan hingga ekonomi digital.
Selain persoalan tersebut, menurut Puji, Korsel dan dan Indonesia juga perlu meningkatkan kerja sama dalam mengatasi masalah-masalah regional. Upaya ini sebagai keterlibatan mendorong stabilitas dan perdamaian di kawasan.
Meski masih banyak PR yang harus dilakukan di masa depan, Puji melihat perjalanan dari hubungan Indonesia dan Korsel sangat positif. Kedua negara memulai hubungan diplomatik sejak 1973 dan terus meningkat hingga menjalin hubungan strategis yang kemudian berubah menjadi mitra strategis khusus pada 2017.
Puji juga menyinggung tentang keterlibatan kedua negara dalam MIKTA atau singkatan dari Meksiko, Indonesia, Korsel, Turki dan Australia yang terbentuk pada 25 September 2013. Kelompok ini terlibat dalam ekonomi, finansial, dan akademik, bahkan menurut Puji, kedua negara saling melengkapi dalam keterlibatan global dan regional.
Keeratan ini pun diakui pula oleh Duta Besar Korsel untuk Indonesia Lee Sang-Deok. Dia menyoroti kedekatan kedua negara dengan kunjungan yang berkelanjutan dari kepala negara.
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol semenjak pelantikannya pada Mei 2022 telah empat kali bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. "Memperkuat kerja sama antar kedua negara adalah suatu keharusan, bukan pilihan," ujar Lee.