REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tentara Israel telah mengubah sebuah bangunan Palestina menjadi sinagoge Yahudi selama operasi darat mereka di Gaza utara. The Jerusalem Post mengatakan, tentara Israel telah mendirikan sinagoge di jantung Jalur Gaza selama invasi darat.
Jerusalem Post tidak merinci lokasi bangunan yang diubah menjadi sinagoge tersebut. Tetapi surat kabar itu menerbitkan foto pintu masuknya, yang dilengkapi dengan tanda besar bertuliskan “Kuil Abraham.” Sementara foto lainnya menunjukkan interior yang dilengkapi dengan kursi, meja, dan buku-buku agama Yahudi.
“Para prajurit mengubah salah satu bangunan menjadi tempat mereka berdoa. Mereka menambahkan bangku dan meja untuk meletakkan buku doa mereka,” kata laporan Jerusalem Post.
“Menurut dokumentasi kantor pers pemerintah, sinagoge tersebut diberi nama Kuil Abraham dan di dalamnya terdapat tanda yang menunjukkan waktu ibadah yang diperbarui setiap hari,” ujar laporan Jerusalem Post.
Jerusalem Post melaporkan, pada awal November, tentara IDF berdoa di sinagoge abad ke-6 di Gaza. Ini adalah pertama kalinya dalam hampir dua dekade orang Yahudi diizinkan beribadah di situs suci tersebut.
Sinagoge kuno di Gaza, yang dibangun pada tahun 508 Masehi selama periode Bizantium, digali pada 1965. Sinagoge tersebut terletak di kota pelabuhan Gaza yang dulunya ramai, yang pada saat itu dikenal sebagai ‘Maiuma’ atau El Mineh (pelabuhan). Situs bersejarah ini sekarang berada di distrik Rimal Kota Gaza.
Namun, menurut laporan Jerusalem Post, sinagoge yang didirikan oleh tentara Israel berada di gedung yang berbeda dari tempat mereka melakukan ibadah pada awal November.
Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina, Hamas pada 7 Oktober 2023. Sejak itu, pengeboman yang dilancarkan Israel telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (29/11/2023) telah mengirimkan bahan bakar ke dua rumah sakit di Jalur Gaza utara. Israel telah melarang masuknya bahan bakar ke wilayah Gaza sejak melancarkan serangan pada 7 Oktober. Israel juga memutus pasokan makanan, air, dan obat-obatan penting.
“WHO dan mitranya mengirimkan 7.000 liter bahan bakar ke Rumah Sakit Al-Ahli Arab dan 3.500 liter ke Rumah Sakit Al Sahaba di Gaza utara,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilaporkan Anadolu Agency.
Tedros juga mengatakan, konvoi yang mencapai kedua rumah sakit tersebut juga mengirimkan perbekalan kesehatan, termasuk obat-obatan dan peralatan bedah.“Kegiatan hari ini adalah upaya terbaru WHO untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa kepada rumah sakit, petugas kesehatan, dan pasien,” ujar Tedros.
Hampir seluruh rumah sakit di Kota Gaza dan wilayah utara Gaza tidak dapat beroperasi akibat serangan Israel dan kekurangan bahan bakar. Kecuali beberapa rumah sakit yang masih beroperasi sebagian, antara lain Rumah Sakit Al-Ahli Arab, Rumah Sakit Al-Awda, dan Rumah Sakit Kamal Adwan.