Jumat 01 Dec 2023 06:38 WIB

Gaza Minta Komunitas Internasional Bantu Cari Warga yang Hilang

Ada sekitar 6.500 oang di Gaza yang masih menghilang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Warga Palestina mencari korban selamat pasca serangan udara Israel di kamp pengungsi Nusseirat, Jalur Gaza, Selasa (31/10/ 2023).
Foto: AP/Doaa AlBaz
Warga Palestina mencari korban selamat pasca serangan udara Israel di kamp pengungsi Nusseirat, Jalur Gaza, Selasa (31/10/ 2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --  Kepala kantor media Gaza, Ismail al-Thawabta, meminta komunitas internasional untuk membantu otoritas lokal dalam melacak dan menyelamatkan ribuan warga Palestina yang hilang sejak 7 Oktober. Mereka diduga telah tertimbun reruntuhan bangunan akibat serangan Israel di Jalur Gaza.

“Tim pertahanan sipil masih menemukan puluhan syuhada dari bawah reruntuhan, dan jalan dari selatan hingga utara Jalur Gaza," ujar Al-Thawabta dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga

Menurut Al-Thawabta, ada sekitar 6.500 orang yang masih menghilang, termasuk lebih dari 4.700 anak-anak dan perempuan. Mereka mungkin berada di bawah reruntuhan atau masih belum diketahui nasibnya.

Tim evakuasi Gaza membutuhkan peralatan, mesin, dan bahan bakar untuk menjangkau mereka yang berada di bawah reruntuhan. Namun, itu sangat sulit dengan kondisi yang saat ini terjadi di wilayah kantung itu, meski jeda pertempuran berlangsung.

Al-Thawabta meminta masyarakat internasional untuk“mengintervensi dengan menyediakan alat berat dan tim khusus dalam pembersihan puing-puing. Bantuan tersebut sangat berguna untuk mengeluarkan orang-orang hilang atau jenazah dari bawah reruntuhan.

Direktur eksekutif UNICEF Catherine Russell sebelumnya menyatakan,  1.200 anak lainnya diyakini masih berada di bawah reruntuhan bangunan yang dibom atau belum ditemukan. “Selain bom, roket, dan tembakan, anak-anak Gaza berada pada risiko ekstrim akibat kondisi kehidupan yang sangat buruk,” katanya.

Departemen Pertahanan Sipil Palestina menyatakan, dua lusin orang dari pasukan pencarian dan penyelamatan utama di Gaza telah meninggal akibat serangan. Sedangkan 100 pekerja lainnya terluka. Lebih dari separuh kendaraannya kini kehabisan bahan bakar atau rusak.

Direktur pertahanan sipil di wilayah tersebut Brigjen. Rami Ali al-Aidei menyatakan, lembaga yang dipimpinnya tidak memiliki alat berat yang berfungsi sama sekali, termasuk buldoser dan crane. Setidaknya lima buldoser besar diperlukan hanya untuk mencari serangkaian bangunan tinggi yang runtuh di kota pesisir Deir al-Balah.

Kondisi itu berarti bahwa jenazah dan orang-orang yang putus asa mencarinya bukanlah fokusnya. “Prioritas setelah pemboman adalah bagi mereka yang selamat dibandingkan para martir,” kata al-Aidei.

Dengan keterbatasan peralatan dan tenaga, warga Gaza mencari jenazah di bawah reruntuhan secara manual menggunakan tangan kosong atau dengan peralatan seadanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement