Sabtu 02 Dec 2023 04:40 WIB

BDS Movement Kampanyekan Embargo Kargo Militer Israel dari Negara Transit di Eropa

Jerman telah mengirimkan lebih dari 1.000 mesin tank ke Israel.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --  Boycott, Divestment, and Sanctions atau BDS Movement menekan agar komunitas Internasional mulai berfokus dalam gerakan embargo militer. Tujuan dari tindakan ini menyoroti negara-negara Eropa yang menjadi tempat transit senjata yang akan dikirimkan ke Israel.

"Negara transit mengizinkan bandara, pelabuhan, dan fasilitasnya digunakan oleh negara lain untuk mentransfer senjata. Oleh karena itu, negara-negara transit terlibat dalam kejahatan apa pun yang dilakukan dengan senjata-senjata tersebut," ujar keterangan BDS National Committee melalui akun media sosial.

Baca Juga

Menurut keterangan gerakan itu, negara-negara di Eropa mempunyai sejarah mengizinkan senjata untuk transit dalam perjalanan ke Israel. Pengiriman senjata itu dapat melewati salah satu dari sembilan negara transit, yaitu Belgia, Siprus, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Belanda, Portugal, dan Spanyol.

BDS Movement pun menyerukan agar melakukan gangguan secara damai terhadap pengangkutan senjata atau bagian-bagian senjata ke Israel di negara transit. Embargo ini pun diakui telah didukung oleh aktivis, serikat pekerja, dan pekerja di negara-negara transit.

Pekerja dermaga di Piraeus, Yunani, mengeluarkan pernyataan yang menyatakan akan menolak bekerja pada pengiriman material militer apa pun dalam perjalanan ke Israel. “Dalam konteks ini, kami, para pekerja di pelabuhan Piraeus, menyatakan bahwa kami tidak akan berpartisipasi dan kami tidak akan bekerja dalam pengiriman ilegal material militer ke Israel yang menjadikan Piraeus sebagai pelabuhan keberangkatan atau transit dan yang akan berakhir dengan pembunuhan warga sipil dan anak-anak. Kami tidak akan menjadi kaki tangan dalam kejahatan yang terjadi di Gaza," ujar pernyataan itu.

Selain sebagai negara transit, Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukan data penjualan senjata dari Eropa ke Israel antara 2013 hingga 2022. Dalam data itu menunjukkan Italia dan Jerman telah memasok senjata dan peralatan penting kepada militer Israel yang sekarang digunakan di Gaza.

“Menurut perkiraan kami, beberapa di antaranya mungkin siap digunakan di Gaza,” kata peneliti SIPRI Zain Hussain.

SIPRI menyatakan dikutip dari euronews, Jerman telah mengirimkan lebih dari 1.000 mesin tank ke Israel. Jerman telah memasok senjata dengan sebagian didanai dengan uang pembayar pajak warga.

Pemerintah Jerman mengirim kapal selam kelas Dolphin dan korvet Sa’ar untuk angkatan laut Israel, meskipun kapal itu dilengkapi dengan senjata dan rudal Israel. Hussain mengatakan, beberapa telah digunakan dan mungkin digunakan untuk menyerang sasaran di Gaza. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement