Tentara Israel melanjutkan serangan di Jalur Gaza setelah menyatakan berakhirnya jeda kemanusiaan, yang mengakibatkan ratusan warga Palestina gugur. Jeda kemanusiaan dimulai pada 24 November sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan sementara pertempuran guna memungkinkan pertukaran sandera dan tahanan Palestina, serta perluasan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby mengatakan, Israel setuju untuk melanjutkan pengiriman bantuan ke Gaza atas permintaan AS, setelah mencegah truk bantuan memasuki perbatasan Rafah ketika gencatan senjata berakhir. Namun, Kirby mencatat, jumlah truk kemungkinan besar berkurang menjadi puluhan, bukan ratusan seperti yang terlihat selama gencatan senjata.
"Sepertinya itu pertanda baik ke depan. Sekarang mereka telah mengurangi jenis bantuan yang diperbolehkan masuk. Mereka sudah pasti mengatakan akan menguranginya, tapi sepertinya kita akan bisa melanjutkannya mungkin dalam jumlah puluhan truk, bukan ratusan truk," ujar Kirby, dikutip dari Anadolu Agency, Ahad (2/12/2023).
Setidaknya 178 warga Palestina telah meninggal dunia dan 589 luka-luka sejak Israel melanjutkan pengeboman setelah jeda kemanusiaan. Di Gaza, sekitar 80 persen penduduk Gaza telah mengungsi, dan sekitar setengah dari perumahan di wilayah pesisir itu telah rusak atau hancur akibat bom Israel.