Selasa 05 Dec 2023 14:41 WIB

Gaza Dihantui Penyakit Menular

Penyakit menular menyebar dengan cepat di Gaza

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina yang terluka akibat pemboman Israel di Jalur Gaza dibawa ke rumah sakit di Khan Younis, Sabtu, (2/12/2023).
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Warga Palestina yang terluka akibat pemboman Israel di Jalur Gaza dibawa ke rumah sakit di Khan Younis, Sabtu, (2/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --- Para dokter yang bekerja di Gaza melaporkan adanya penyakit menular yang menyebar dengan cepat di wilayah tersebut. Salah satu penyebabnya luka para korban serangan Israel yang dibiarkan karena rumah sakit yang selalu penuh pasien.

Berbicara kepada situs Inggris The Independent pada hari Senin (4/12/2023), para dokter di Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis di Gaza selatan, mengatakan kekurangan vaksin yang sangat diperlukan bagi bayi yang baru lahir. Hal ini mempercepat penyebaran penyakit di rumah sakit. Selain penyakit menular, mereka juga mengatakan harus berhadapan dengan korban luka dan jenazah yang bergelimpangan.

Baca Juga

Dr. Asem Mohammed mengatakan bahwa penuhnya fasilitas medis oleh warga, telah menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi penyebaran penyakit menular. Sedangkan kurangnya peralatan medis serta terbatasnya akses air bersih semakin memperburuk situasi.

Dia mengatakan lingkungan sekitar rumah sakit dipenuhi dengan "penyakit menular seperti infeksi jamur, infeksi kulit, pneumonia, dan masalah epidemiologi." Yousef Adnan mengatakan bahwa karena terbatasnya akses air bersih, mereka merawat ribuan orang yang menderita diare setiap hari, dan menyebut situasi saat ini di rumah sakit tersebut sebagai "bencana."

Kepala WHO Tekankan Betapa Mengerikannya Kondisi Gaza

Di media sosial pada hari Ahad, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan betapa mengerikannya konflik yang sedang berlangsung dan pengeboman berat di Gaza.

"Kemarin tim kami mengunjungi Rumah Sakit Medis Nassar di selatan (Gaza). Rumah sakit tersebut dipenuhi oleh 1.000 pasien - 3 kali lipat dari kapasitasnya. Tak terhitung banyaknya orang yang mencari tempat berlindung, memenuhi setiap sudut fasilitas," tulisnya.

"Para pasien menerima perawatan di lantai, berteriak-teriak kesakitan. Kondisi ini sangat tidak memadai - tidak terbayangkan untuk penyediaan layanan kesehatan. Saya tidak dapat menemukan kata-kata yang cukup kuat untuk mengungkapkan keprihatinan kami atas apa yang kami saksikan." "Gencatan senjata. Sekarang!" desaknya.

Sementara itu, sebuah video baru menunjukkan kehancuran di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan. Video tersebut merupakan eksklusif dari Aljazirah yang diunggah di media sosial menunjukkan kehancuran di luar gerbang Rumah Sakit Kamal Adwan di Jabalia, Gaza utara.

Koresponden Aljazirah untuk wilayah Arab, Anas al-Sharif, yang melaporkan dari dalam rumah sakit, mengatakan bahwa beberapa orang telah terbunuh dan terluka akibat serangan Israel. Serangan itu, menyebabkan kepanikan di antara ribuan warga sipil yang mengungsi dan mencari perlindungan di dalam fasilitas medis tersebut.

"Ada banyak sekali anak-anak, wanita, orang tua dan orang sakit yang mengungsi di sini," kata al-Sharif. "Situasi di sini sangat mengerikan. Ada rasa takut karena pengeboman belum berhenti," ujar Anas al-Sharif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement