Kamis 07 Dec 2023 08:16 WIB

Cina Telah Teken Kerja Sama Belt and Road Initiative dengan 22 Negara Arab

Selama satu dekade terakhir, Cina dan negara-negara Arab mencapai kemajuan luar biasa

Selama satu dekade terakhir, Cina dan negara-negara Arab menjadi mitra alami dalam kerja sama Sabuk dan Jalan, telah mencapai kemajuan luar biasa.
Foto: EPA-EFE/MARK R. CRISTINO
Selama satu dekade terakhir, Cina dan negara-negara Arab menjadi mitra alami dalam kerja sama Sabuk dan Jalan, telah mencapai kemajuan luar biasa.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin menyebut Cina telah menandatangani kerja sama "Belt and Road Initiative" (Inisiatif Sabuk dan Jalan atau BRI) dengan sebanyak 22 negara Arab.

"Cina telah menandatangani dokumen kerja sama Sabuk dan Jalan dengan 22 negara Arab atau seluruh negara dalam Liga Arab, sudah seluruhnya," kata Wang Wenbin dalam konferensi pers rutin di Beijing, Cina pada Rabu (6/12/2023).

Baca Juga

Nota kesepahaman terakhir yang ditandatangani pemerintah Cina adalah dengan pemerintah Kerajaan Yordania pada 29 November 2023.

"Selama satu dekade terakhir, Cina dan negara-negara Arab menjadi mitra alami dalam kerja sama Sabuk dan Jalan, telah mencapai kemajuan luar biasa. Volume perdagangan Cina-Arab pada 2022 melebihi 430 miliar dolar AS atau dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu," ujar Wang Wenbin.

Dari jumlah tersebut, Cina mengimpor 270 juta ton minyak mentah dari negara-negara Arab, yang merupakan setengah dari total impor Cina.

"Dalam dekade terakhir juga telah terjadi lonjakan investasi dua arah antara Cina dan negara-negara Arab. Kedua belah pihak telah melaksanakan lebih dari 200 proyek besar di bawah kerangka BRI dan hasil kerja sama tersebut telah memberikan manfaat bagi hampir dua miliar orang di kedua pihak," jelas Wang Wenbin.

BRI, sebut Wang Wenbin, telah menjadi kesepakatan internasional yang penting dan platform utama bagi kerja sama internasional, memberikan dukungan kuat untuk membangun komunitas Cina-Arab dengan masa depan bersama.

"Ke depan, Cina berharap dapat bekerja sama dengan negara-negara Arab untuk mendorong kerja sama BRI yang berkualitas tinggi berdasarkan kerja sama yang damai, keterbukaan dan inklusivitas, saling belajar dan saling menguntungkan," ucap Wang Wenbin.

Inisiatif Sabuk dan Jalur (BRI) merupakan program yang diperkenalkan oleh Presiden Cina Xi Jinping pada 2013 dengan nama One Belt One Road (OBOR).

Saat itu, Xi ingin menghidupkan kembali kejayaan Jalur Sutera (Silk Road) pada abad ke-21. Presiden Xi Jinping mendorong perwujudan kerja sama maritim dengan rencana pendirian Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) untuk membantu negara-negara dalam menginisiasi konstruksi beraneka ragam infrastruktur dan mempromosikan konektivitas antar regional dan integrasi ekonomi.

Belt atau sabuk mengacu pada jalur darat berupa jalan yang menghubungkan Cina ke Asia Tengah dan Asia Selatan, serta Eropa dan rel kereta yang juga disebut sebagai Sabuk Ekonomi Jalur Sutera. Sedangkan Road atau jalan merujuk pada jalur laut atau Jalur Sutera Maritim pada Abad ke-21 yang menghubungkan Cina ke Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika Timur dan Afrika Utara, serta Eropa. Setidaknya ada 147 negara, termasuk Indonesia telah meneken kesepakatan dalam program BRI, yang tersebar di Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, Eropa dan Afrika.

Menurut perhitungan Bank Dunia, keuntungan yang didapatkan oleh negara-negara peserta BRI adalah mengurangi waktu tempuh sebesar 12 persen, meningkatkan dagang 2,7-9,7 persen, meningkatkan pendapatan sampai 3,4 persen dan meningkatkan kesejahteraan dari 7,6 juta orang dari kemiskinan parah.

Pada Mei 2017, menurut jurnal Economic and Political Studies, Cina menambahkan investasi 113 miliar dolar AS melalui Silk Road Fund ke AIIB.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement