REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, negaranya akan mendorong kelompok Hizbullah Lebanon menjauh dari perbatasan hingga melewati Sungai Litani. Dia menyebut, hal itu dapat dilakukan melalui pengaturan politik internasional atau jika perlu lewat tindakan militer.
“Kami bertujuan untuk memulihkan keamanan bagi penduduk melalui pengaturan politik internasional untuk mendorong Hizbullah keluar dari Litani, sesuai dengan Resolusi PBB 1701,” kata Gallant dalam pertemuan dengan para pemimpin permukiman di dekat dengan perbatasan Lebanon, Rabu (6/12/2023), dikutip laman Middle East Monitor.
Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 menyerukan penghentian penuh permusuhan dan penarikan Israel dari Lebanon selatan. Belum ada komentar dari Hizbullah terkait pernyataan Yoav Gallant. Awal pekan ini Israel meluncurkan serangan udara yang membidik infrastruktur Hizbullah di Lebanon. Pos peluncuran Hizbullah menjadi salah satu fasilitas yang terhantam serangan Israel.
“Sebagai tanggapan terhadap peluncuran hari Senin dari Lebanon ke Israel, beberapa waktu yang lalu jet tempur Angkatan Udara Israel menyerang pos peluncuran Hizbullah, infrastruktur teror, dan kompleks militer,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataan, Selasa (5/12/2023), dikutip laman Al Arabiya.
“Selain itu, sebagai respons terhadap peluncuran dari Lebanon ke wilayah Zar'it di Israel utara, (tentara Israel) menyerang sumber tembakan. Selain itu, untuk menghilangkan ancaman, (tentara Israel) menyerang beberapa lokasi lain di wilayah Lebanon,” tambah IDF dalam pernyataannya.
Sehari sebelumnya, militer Israel mengatakan bahwa sebagai respons terhadap peluncuran mortir terhadap pos militer Israel di kawasan Arab al-Aramshe, mereka menyerang fasilitas penyimpanan senjata Hizbullah di wilayah Lebanon. “Sejumlah peluncuran ke arah Tel Hai, Kiryat Shemona, dan pos IDF di wilayah Shtula telah teridentifikasi. Sebagai tanggapan, (tentara Israel) menyerang sumber tembakan di Lebanon. Selain itu, artileri (tentara Israel) menembaki sejumlah lokasi di dalam wilayah Lebanon,” kata IDF.
Selain bertempur dengan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Jalur Gaza, Israel turut terlibat konfrontasi dengan kelompok Hizbullah di Lebanon. Sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, Hizbullah secara berkala melancarkan serangan udara ke wilayah Israel. Hizbullah menyatakan dukungannya terhadap perlawanan yang dilakukan Hamas.
Pada Oktober lalu, Pemerintah Israel memutuskan mengevakuasi lagi warganya dari 14 kota di dekat perbatasan Lebanon. Langkah itu diambil menyusul meningkatnya konfrontasi dengan kelompok Hizbullah. Israel telah mengevakuasi 43 kota di dekat perbatasan Lebanon.
Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat. Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan. Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa.