Fokus utama pejabat Uni Eropa ke Beijing adalah untuk mendesak Xi menghentikan perusahaan-perusahaan swasta Cina mengekspor produk-produk yang dapat digunakan untuk tujuan sipil dan militer ke Rusia. Pejabat Eropa mengatakan awalnya Brussels tidak memasukan perusahaan-perusahaan Cina itu dalam sanksi terbaru terhadap Rusia yang diumumkan bulan lalu.
Blok ini juga prihatin dengan apa yang mereka anggap sebagai hubungan ekonomi yang "tidak seimbang." Uni Eropa mengatakan defisit perdagangannya yang hampir 400 miliar euro atau 431,7 miliar dolar AS dengan Cina mencerminkan pembatasan bisnis Uni Eropa.
Sebelumnya Cina menolak penyelidikan anti-subsidi Uni Eropa terhadap kendaraan listrik Cina dan kebijakan "de-risking" Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungannya pada impor China, terutama bahan baku penting.
Bulan lalu, Wang mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna yang sedang berkunjung risiko terbesar adalah "ketidakpastian yang disebabkan oleh politisasi yang luas", dan "ketergantungan yang paling membutuhkan pengurangan adalah proteksionisme".
Selama kunjungan Colonna, Cina juga menawarkan bebas visa kepada warga negara dari lima negara ekonomi terbesar di Uni Eropa dalam upaya untuk meningkatkan pariwisata pasca pandemi dan meningkatkan citra Cina di Barat setelah hubungan memburuk selama pandemi COVID.
Para pejabat Uni Eropa mengatakan kedua belah pihak dapat bekerja sama lebih lanjut dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan keanekaragaman hayati