Younes lahir dan dibesarkan di Berlin timur, tepat di sebelah tembok pembatas yang pernah memisahkan Jerman Timur dan Jerman Barat. Dia mengatakan dukungan Jerman terhadap genosida di Gaza menunjukkan bahwa kehidupan warga Palestina, kehidupan Muslim, kehidupan Arab dan kehidupan non-kulit putih di Eropa dan Timur Tengah telah diabaikan.
“Ini adalah pesan yang kami dapatkan dari pihak yang berkuasa, tidak ada yang bisa menghalangi saya untuk bersuara demi hak-hak warga Palestina," ujar Younes.Bulan lalu, jajak pendapat di Jerman mengungkapkan bahwa hanya 31 persen responden mendukung dukungan tanpa kompromi Scholz terhadap pengeboman militer Israel di Gaza. Bahkan mereka yang mendukung Israel menolak untuk mengabaikan penderitaan warga Palestina.
Salah satu warga negara Jerman, Carsten, yang menghadiri aksi pro-Israel di Berlin setelah peristiwa 7 Oktober, mengatakan, Israel memiliki hak untuk mempertahankan. Tapi di satu sisi dia khawatir dengan pengeboman Israel di Gaza yang menyebabkan ribuan nyawa warga sipil, termasuk anak-anak melayang.
"Hampir setiap orang memiliki kekhawatiran yang signifikan terhadap banyak tindakan Israel (di Gaza)," ujar Carsten.
Carsten yang merupakan manajer bisnis musik dan tidak ingin nama lengkapnya dipublikasikan, mengatakan, hampir setiap orang Jerman memiliki nenek moyang atau kerabat yang terlibat dalam pembantaian enam juta orang Yahudi. "Membunuh warga sipil tak berdosa di kedua belah pihak jelas salah. Jika masyarakat memihak, tidak peduli tindakan apa yang diambil ‘pihak mereka’, kita pasti akan mengalami kesedihan dan keputusasaan yang lebih besar," ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
