Selasa 12 Dec 2023 07:48 WIB

25.000 Anak-Anak Gaza Menjadi Yatim Piatu Akibat Bom Israel

Sekitar 25.000 anak kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang anak laki-laki yang terluka diangkut setelah serangan Israel di Deir Al-Balah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Kamis (9/11/2023).
Foto:

Selain itu, anak-anak di Gaza menghadapi risiko terkena epidemi dan penyakit menular akibat dari berbagai krisis seperti kurangnya air minum yang aman;  penghentian pompa limbah;  kurangnya layanan kesehatan;  dan kurangnya kebersihan pribadi di pusat penampungan yang sangat padat.  Anak-anak di bawah usia 18 tahun, yang mencakup 47 persen dari 2,3 juta orang yang tinggal di Jalur Gaza, telah lama mengalami masalah kesehatan mental.  Sebelum terjadinya perang saat ini, empat dari setiap lima anak melaporkan bahwa mereka mengalami depresi, kesedihan, atau ketakutan. Bahkan penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa jumlah masalah kesehatan mental bahkan lebih tinggi.

Euro-Med Human Rights Monitor mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan secepatnya guna menghentikan upaya Israel untuk mengubah Jalur Gaza menjadi kuburan nyata bagi anak-anak. Euro-Med Human Rights Monitor mendorong negara Barat mengakhiri kebijakan standar ganda yang mencolok sehingga memungkinkan impunitas Israel.

Organisasi yang bermarkas di Jenewa tersebut menekankan bahwa Israel harus bertanggung jawab atas pelanggaran yang jelas terhadap hukum humaniter internasional, yang dibuktikan dengan pembunuhan dan penargetan anak-anak Palestina. Termasuk pengabaian terhadap kebutuhan khusus mereka akan vaksin, makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang secara jelas diakui dalam Konvensi Jenewa dan Protokolnya pada 1977.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement