Selasa 12 Dec 2023 09:19 WIB

Lonjakan Kekerasan Gaza Picu Kekhawatiran Eksodus ke Mesir

Perbatasan Mesir adalah satu-satunya jalan keluar

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dari titik penyeberangan pada perbatasan Gaza-Mesir
Foto: Antara
Truk-truk pengangkut bantuan kemanusiaan memasuki Gaza dari titik penyeberangan pada perbatasan Gaza-Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pertempuran antara Israel dan Hamas meningkat di seluruh Gaza. Memicu kekhawatiran yang disuarakan PBB pada akhir pekan lalu, akan terjadinya gangguan ketertiban umum dan eksodus massal warga Palestina ke Mesir.

Jalur pantai yang sempit ini  berada di bawah blokade penuh Israel sejak dimulainya konflik lebih dari dua bulan yang lalu. Sementara perbatasan dengan Mesir adalah satu-satunya jalan keluar.

Baca Juga

Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza terusir dari rumah mereka dan penduduk mengatakan tidak mungkin untuk menemukan tempat perlindungan di daerah kantong yang padat penduduknya itu, dengan sekitar 18.000 orang telah terbunuh dan konflik yang semakin meningkat.

Sejak gagalnya gencatan senjata yang telah berlangsung selama seminggu, Israel melancarkan serangan darat di wilayah selatan minggu lalu dan sejak itu mendesak dari arah timur menuju jantung kota utama Khan Younis, dengan pesawat-pesawat tempurnya menyerang sebuah wilayah di sebelah barat.

Hamas dan beberapa penduduk mengatakan para pejuang mencegah tank-tank Israel bergerak lebih jauh ke barat melalui kota tersebut dan juga terjadi bentrokan sengit di beberapa bagian Gaza utara, di mana Israel mengatakan bahwa tugasnya sebagian besar telah selesai.

Warga Gaza yang terpaksa mengungsi berulang kali menggambarkan serangan putus asa terhadap truk-truk bantuan, harga-harga yang melambung tinggi, dan mengatakan bahwa banyak orang yang sekarat karena kelaparan dan kedinginan, serta pemboman.

"Kelaparan adalah pangkal dari semua kejahatan yang menghancurkan tatanan sosial masyarakat," kata penulis Aziz Almasri di Facebook, Senin (10/12/2023).

"Ini adalah wajah kedua dari perang yang kami lihat hari ini di Gaza," katanya.

Warga Israel mengungsi ke tempat-tempat penampungan setelah adanya peringatan baru mengenai tembakan roket dari Gaza, termasuk di Tel Aviv. Sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka membombardir kota tersebut sebagai tanggapan atas "pembantaian Zionis terhadap warga sipil".

Di kota Jabalia, Gaza utara, warga Palestina berlarian menghindari bom asap yang ditembakkan di dekat tenda-tenda dan rumah-rumah lainnya dan para militan mengatakan mereka bentrok dengan pasukan Israel.

Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengeluarkan seruan baru agar warga Gaza mengungsi dari Kota Gaza dan daerah-daerah lain di bagian utara serta Khan Younis di bagian selatan.

Para pejabat PBB mengatakan 1,9 juta orang - 85 persen dari populasi Gaza - mengungsi dan menggambarkan kondisi di daerah selatan di mana mereka terkonsentrasi sebagai neraka.

"Saya memperkirakan ketertiban umum akan segera hancur dan situasi yang lebih buruk dapat terjadi, termasuk wabah penyakit dan meningkatnya tekanan untuk pengungsian massal ke Mesir," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Ahad. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement