REPUBLIKA.CO.ID, RABAT – Mantan perdana menteri Maroko, Abdelilah Benkirane, menyuarakan dukungannya terhadap perlawanan kelompok Hamas di Jalur Gaza. Menurut dia, perlawanan yang dilakukan Hamas terhadap Israel telah berhasil menghidupkan kembali perjuangan Palestina.
Saat berbicara dalam pertemuan partainya, yakni Partai Keadilan dan Pembangunan (Justice and Development Party) di kota Meknes, Benkirane mengatakan, tindakan perlawanan Hamas mewakili kehormatan bangsa. Dia berpendapat, tak logis bagi “orang bebas” untuk tidak menghargai perlawanan Palestina.
“Kita bukan orang Israel. Kita orang Maroko, Muslim, dan pendukung Hamas,” ujar Benkirane di hadapan para anggota partainya, dikutip laman Middle East Monitor, Selasa (19/12/2023).
Benkirane kemudian menyinggung tentang banyaknya suara internasional yang menyerukan agar hak-hak sah rakyat Palestina dikembalikan. Termasuk teritorial sesuai perbatasan 1967 dan sesuai dengan hukum internasional.
“Namun pendudukan (Israel) tidak mendengarkan siapa pun, dan terus melakukan pembunuhan, terorisme, pencurian serta pemerkosaan," ucap tokoh yang menjabat sebagai perdana menteri periode November 2011 hingga Maret 2017 tersebut.
“Zionis membunuh warga Palestina dan meledakkan rumah-rumah dengan senjata pemusnah massal, yang mendorong dunia bebas untuk bangkit melawan pendudukan dan menolak kejahatan mereka,” tambah Benkirane.
Dia menegaskan, Israel telah melakukan kejahatan-kejahatan tersebut sejak negaranya berdiri pada 1948. “Kita harus menunjukkan solidaritas yang lebih besar terhadap rakyat Palestina dengan berpartisipasi dalam demonstrasi solidaritas yang mengecam agresi terhadap Gaza, memperkenalkan warga Maroko pada isu Palestina, serta menjelaskan pentingnya mendukung Palestina dan perjuangan mereka,” kata Benkirane kepada para anggota partainya.
Israel mulai meluncurkan agresi ke Gaza pada 7 Oktober 2023. Sejauh ini, serangan Israel ke wilayah tersebut telah membunuh setidaknya 19.650 orang. Lebih dari separuhnya merupakan perempuan dan anak-anak. Sementara korban luka telah melampaui 52.600 orang.