Sabtu 23 Dec 2023 21:01 WIB

Taiwan Laporkan Aktivitas Militer China Jelang Pemilihan Umum

Beijing melanjutkan aktivitas militernya tiga pekan sebelum pemilihan umum Taiwan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Bendera Taiwan. (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying, File
Bendera Taiwan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan melaporkan pesawat tempur dan kapal perang China mengitari pulau tersebut. Termasuk pesawat yang melintasi garis tengah Selat Taiwan yang sensitif. Pengumuman ini menunjukkan Beijing melanjutkan aktivitas militernya tiga pekan sebelum pemilihan umum Taiwan.

Taiwan yang dikelola dengan demokratis mengajukan keluhan atas patroli dan latihan militer rutin China di pulau tersebut. Beijing mengklaim Taiwan bagian dari wilayah China.

Baca Juga

Para kandidat dalam pemilihan presiden dan parlemen pada 13 Januari mendatang sedang melakukan kampanye. Hubungan dengan China menjadi titik perdebatan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sejak 13.30 waktu setempat pada Sabtu (23/12/2023) mereka mendeteksi pesawat tempur J-10, J-11 dan J-16. Serta pesawat peringatan dini di utara, tengah dan tenggara ruang udara Taiwan.

Kementerian mengatakan 10 pesawat melintasi garis tengah Selat Taiwan atau di dekat daerah itu. Mereka menambahkan pesawat-pesawat itu bekerja sama dengan kapal perang China untuk menggelar "patroli kesiapan tempur gabungan."

Garis tengah dianggap batas tidak resmi antara Taiwan dan China yang kerap dilanggar pasukan Beijing. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan mereka mengirim pasukannya sendiri untuk mengawasi pesawat-pesawat China.

China belum memberikan komentar mengenai aktivitas militer terbaru mereka di Taiwan. Sebelumnya Beijing menggambarkan latihan-latihan itu bertujuan untuk mencegah "kolusi" antara separatis Taiwan dengan Amerika Serikat dan melindungi integritas teritorial China.

Pemerintah Taiwan yang berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China, menolak klaim kedaulatan Beijing. Taiwan mengatakan hanya rakyat pulau tersebut yang dapat memutuskan masa depan mereka.

Beijing mengecam wakil presiden yang berasal dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, Lai Ching-te sebagai separatis. Ia merupakan calon unggulan dalam jajak pendapat.

Partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang, yang dalam sejarahnya mendukung hubungan yang erat dengan Beijing berjanji untuk membuka kembali dialog dengan China jika memenangkan pemilu. Namun, partai ini juga mengatakan rakyat Taiwan satu-satunya yang dapat menentukan masa depan mereka. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement