REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan negaranya akan membangun pangkalan permanen yang baru di Irak beberapa bulan ke depan. Pengumuman ini disampaikan setelah 12 tentara Turki tewas di daerah tersebut.
Pekan lalu, 12 tentara Turki tewas dalam bentrokan dengan milisi Partai Pekerja Kurdi (PKK) yang berbasis di utara Irak.
"Beberapa tahun terakhir, kami membangun ratusan kilometer jalan di utara Irak untuk pangkalan permanen kami. Kami menggelar aktivitas serupa di tempat baru yang kami kuasai," kata Erdogan dalam pertemuan di Ankara yang disiarkan stasiun televisi, Kamis (28/12/2023).
"Saat musim semi tiba kami sudah menyelesaikan infrastruktur pangkalan kami yang baru (di utara Irak), dan membuat teroris tidak bisa menginjakan kaki di wilayah kami," katanya menambahkan.
Pasukan Turki rutin menggelar serangan ke negara tetangganya Irak sebagai bagian dari perang melawan milisi PKK. Sejak 2019 Turki meluncurkan serangkaian operasi di utara Irak setelah Erdogan mendeklarasikan "konsep keamanan baru dalam memerangi terorisme" dan "menetralkan terorisme dan sumber teroris."
Turki menetapkan PKK yang menuntut hak-hak Kurdi yang lebih luas dan memiliki benteng besar di sekitar utara Irak sebagai kelompok teroris. Kelompok itu angkat senjata melawan pemerintah Turki sejak 1984 dan selama puluhan tahun menggelar serangan mematikan di Turki.