REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyatakan negaranya dan Amerika Serikat (AS) akan menuntaskan penguatan postur pertahanan pada semester pertama 2024 demi mencegah ancaman nuklir Korea Utara. Dalam pidatonya menyambut tahun baru 2024, Yoon menyatakan penuntasan penguatan postur pertahanan itu adalah bagian dari tema kebijakannya yang mencapai banyak hal, mulai perumahan, pendidikan dan perekonomian Korea Selatan.
"Dengan memperkuat kemampuan militer, Korea Selatan akan mampu mencapai perdamaian sejati dan langgeng yang didasarkan kepada kekuatan," kata Yoon dalam laman Nikkei Asia, Senin (1/1/2024). Selama berkuasa, Yoon konsisten menyuarakan perlunya memperkuat kerja sama pertahanan dengan AS sebagai upaya menangkal ancaman Korea Utara yang terus membesar.
Juli tahun lalu, Seoul dan Washington membentuk badan yang dinamai Kelompok Konsultasi Nuklir yang disebut-sebut sebagai bentuk komitmen AS dalam membela Korea Selatan dengan menggunakan stok senjata nuklirnya. Kelompok Konsultasi Nuklir itu menggelar pertemuan keduanya pada 16 Desember 2023, di mana saat itu AS mengulangi penegasan bahwa setiap serangan nuklir dari Korea Utara akan dibalas dengan cepat, menyeluruh dan keras.
Sementara itu, kantor berita Kyodo melaporkan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan 2024 akan menjadi tahun penting untuk persiapan perang. Kim menyebut aksi konfrontatif Amerika Serikat dan Korea Selatan sebagai biang keladi meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Dalam pertemuan yang berlangsung di markas besar Partai Buruh Korea yang berkuasa di Korea Utara pada Senin, Kim juga mengingatkan para komandan militer bahwa Semenanjung Korea kian di ambang konflik bersenjata. Ia memperingatkan jika ada negara yang menyerang atau memprovokasi Korea Utara, maka militer Korea Utara akan membalas dengan kekuatan penuh untuk memusnahkan siapa pun yang menyerang negara ini.