Kamis 04 Jan 2024 14:28 WIB

Dikecam AS, Menteri Keamanan Israel Keukeuh Usir Warga Palestina dari Gaza

AS akan tetap memandang Gaza sebagai bagian dari wilayah Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Penduduk kamp pengungsi Al Nusairat dan Al Bureije mengungsi menyusul peringatan Israel akan peningkatan operasi militer di kamp-kamp di Jalur Gaza selatan, (3/1/2024).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Penduduk kamp pengungsi Al Nusairat dan Al Bureije mengungsi menyusul peringatan Israel akan peningkatan operasi militer di kamp-kamp di Jalur Gaza selatan, (3/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mempertahankan gagasannya untuk mengusir warga Palestina keluar dari Jalur Gaza. Amerika Serikat (AS) telah mengecam keras Ben-Gvir karena mempunyai rencana semacam itu.

“AS adalah teman terbaik kami, tapi pertama-tama kami akan melakukan yang terbaik untuk negara Israel, migrasi ratusan ribu orang dari Gaza akan memungkinkan penduduk (Israel) untuk kembali ke rumah dan hidup dalam keamanan, serta akan melindungi tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel),” kata Ben-Gvir lewat akun Twitter (X) resminya, dikutip laman Al Arabiya, Rabu (3/1/2024).

Baca Juga

Pernyataan itu ditulis Ben-Gvir setelah Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller melayangkan kecaman terhadapnya serta Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich. Kecaman itu dilayangkan karena AS menolak usulan kedua menteri Israel tersebut tentang pemgusiran warga Gaza.

“AS menolak pernyataan Menteri Israel Smotrich dan Ben-Gvir yang menghasut serta tidak bertanggung jawab. Seharusnya tidak ada pengungsian massal warga Palestina dari Gaza,” kata Millter lewat akun X resminya, Rabu lalu. Dia menegaskan, AS akan tetap memandang Gaza sebagai bagian dari wilayah Palestina.

Namun Washington memang menolak Hamas kembali memerintah di wilayah tersebut. “Kami sudah jelas, konsisten, dan tegas bahwa Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina, dengan Hamas tidak lagi mengendalikan masa depannya serta tidak ada kelompok teror yang dapat mengancam Israel,” ucap Miller. “Itu adalah masa depan yang kami cari, demi kepentingan Israel dan Palestina, kawasan sekitarnya, dan dunia,” tambah Miller.

Bulan lalu, Israel membantah tuduhan yang menyebutnya berusaha mengusir paksa penduduk Palestina keluar dari Jalur Gaza. Mereka menyatakan hanya berupaya menumpas kelompok Hamas sebagai respons atas serangan dan operasi infiltrasinya tanggal 7 Oktober 2023. “Ini tentu saja merupakan tuduhan yang keterlaluan dan salah,” ujar juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, ketika ditanya tentang upaya mengusir penduduk Palestina keluar dari Jalur Gaza, 10 Desember 2023 lalu, dikutip laman Al Arabiya.

“Israel berjuang untuk mempertahankan diri dari monster-monster yang melakukan pembantaian 7 Oktober, dan tujuan dari kampanye kami adalah untuk membawa monster-monster itu ke pengadilan dan memastikan mereka tidak lagi menyakiti rakyat kami,” tambah Levy.

Saat berbicara di Doha Forum pada 10 Desember 2023 lalu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menuduh Israel berusaha mengusir penduduk Palestina keluar dari Jalur Gaza. Hal itu disampaikan ketika Israel terus menggempur wilayah selatan Gaza yang merupakan tempat penduduk sipil mengungsi. “Apa yang kita lihat di Gaza bukan hanya sekadar pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa dan penghancuran mata pencaharian mereka (oleh Israel-RED), tapi juga upaya sistematis untuk mengosongkan Gaza dari penduduknya,” kata Safadi.

Menurutnya, dunia belum memperlihatkan itikad untuk mengakhiri perang di Gaza. “Kita belum melihat dunia mencapai titik yang seharusnya kita capai. Tuntutan tegas untuk mengakhiri perang ini, perang yang termasuk dalam definisi hukum genosida,” ujarnya.

Safadi berpendapat, tujuan Israel untuk menghancurkan Hamas tidak sesuai dengan besarnya kehancuran yang terjadi di kalangan warga sipil Gaza. Dia menilai agresi Israel ke Gaza benar-benar tak pandang bulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement