Kamis 04 Jan 2024 22:26 WIB

Ucapkan Belasungkawa, Putin Kutuk Serangan Teror di Iran

Ledakan terjadi di sekitar pemakaman komandan militer Iran Jenderal Qassem Soleimani.

Seorang pria sedang dihibur oleh pria lain saat dia duduk di samping jenazah orang yang dicintainya dalam kantong jenazah yang tewas dalam ledakan di kota Kerman, sekitar 510 mil (820 km) tenggara ibu kota Teheran, Iran, Rabu, 3 Januari 2024. Dua bom meledak pada hari Rabu saat peringatan seorang jenderal terkemuka Iran yang dibunuh oleh AS dalam serangan pesawat tak berawak pada tahun 2020, kata para pejabat Iran.
Foto: Sare Tajalli, ISNA via AP
Seorang pria sedang dihibur oleh pria lain saat dia duduk di samping jenazah orang yang dicintainya dalam kantong jenazah yang tewas dalam ledakan di kota Kerman, sekitar 510 mil (820 km) tenggara ibu kota Teheran, Iran, Rabu, 3 Januari 2024. Dua bom meledak pada hari Rabu saat peringatan seorang jenderal terkemuka Iran yang dibunuh oleh AS dalam serangan pesawat tak berawak pada tahun 2020, kata para pejabat Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa atas dua pengeboman di Kota Kerman, Iran, yang menewaskan sedikitnya 84 orang. Setidaknya dua ledakan dahsyat melanda kota di tenggara Iran itu pada Rabu (3/1/2024).

“Mohon terima belasungkawa kami yang terdalam atas dampak tragis serangan teroris di Kota Kerman. Pembunuhan warga sipil yang mengunjungi pemakaman tersebut sangat mengejutkan karena kekejaman dan sinismenya,” kata Putin dalam telegram pada Rabu.

Baca Juga

Telegram tersebut ditujukan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Ebrahim Raisi. Putin mendoakan agar semua korban luka akibat pemboman tersebut segera pulih.

“Kami mengutuk keras terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan menegaskan kembali komitmen kami untuk melakukan perjuangan tanpa kompromi melawan kejahatan ini,” kata dia.

Ledakan terjadi di sekitar pemakaman mantan komandan militer Iran Jenderal Qassem Soleimani. Ribuan orang berkumpul di sana untuk memperingati empat tahun kematian Soleimani, mantan kepala Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad pada Januari 2020.

Penyebab ledakan masih diselidiki oleh sejumlah badan keamanan. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan paling mematikan dalam sejarah Iran setelah 1979 itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement