"Kematian untuk Israel, Kematian untuk Amerika," kata massa dalam aksi mereka.
Media pemerintah melaporkan pihak berwenang Iran menyerukan unjuk rasa massal. Ketika pemakaman dua ledakan itu digelar.
Korps Garda Revolusi menggambarkan serangan itu sebagai serangan pengecut yang bertujuan menciptakan ketidakamanan dan balasan dendam terhadap kecintaan dan pengabdian bangsa yang mendalam kepada Republik Islam (Iran).
BACA JUGA: Doa Memohon Kemudahan Saat Menghadapi Kesulitan
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengecam serangan itu sebagai kejahatan tak manusiawi dan keji. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei berjanji membalas serangan tersebut.
Pada 2022 ISIS juga mengklaim serangan mematikan ke tempat suci syiah di Iran yang menewaskan 15 orang. Sebelumnya, kelompok itu juga melakukan serangan bom ke parlemen Iran dan makam mantan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini pada 2017.
Amerika Serikat (AS) membantah keterlibatan mereka dalam dua ledakan pekan ini. Washington juga membantah Israel terlibat dalam serangan tersebut. AS mengatakan berdasarkan serangan mematikan serupa ledakan itu tampaknya serangan teroris ISIS.