Sabtu 06 Jan 2024 12:42 WIB

Hamas Desak Menlu AS untuk Setop Agresi Israel

Blinken telah memulai lawatannya ke Turki pada Jumat (5/1/2024).

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Staf kamar mayat di Rumah Sakit Nasser membawa jenazah anggota keluarga Abu Hatab yang terbungkus, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, (4/1/2024).
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Staf kamar mayat di Rumah Sakit Nasser membawa jenazah anggota keluarga Abu Hatab yang terbungkus, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, (4/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mendesak Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken memfokuskan tur diplomatiknya ke beberapa negara di Timur Tengah untuk menghentikan agresi Israel ke Jalur Gaza. Blinken telah memulai lawatannya ke Turki pada Jumat (5/1/2024) malam dan diagendakan mengunjungi Yunani, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Israel, Mesir, dan Palestina.

“Kami berharap Blinken belajar dari pelajaran tiga bulan terakhir, dan menyadari skala kesalahan yang dilakukan AS dengan memberikan dukungan menyeluruh kepada Israel. Kami berharap dia fokus untuk mengakhiri agresi, dan mengakhiri pendudukan seluruh wilayah Palestina,” kata Haniyeh dalam sebuah pesan video yang dirilis Jumat, dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Haniyeh pun menyerukan para pemimpin negara Arab dan Islam yang akan ditemui Blinken untuk menyampaikan bahwa masa depan di kawasan dan stabilitasnya berkaitan erat dengan perjuangan Palestina yang tidak dapat diabaikan. “Rakyat Palestina dan kelompok perlawanan tidak akan menerima pendudukan yang terus menerus mencekik kami,” ujarnya.

Tur diplomatik Blinken ke Turki, Yunani, dan beberapa negara di Timur Tengah akan berlangsung hingga 10 Januari 2024 mendatang. Isu Palestina, terutama terkait situasi di Gaza, memang menjadi salah topik yang bakal dibahas Blinken selama lawatannya.

“Saya kembali ke wilayah tersebut untuk melakukan diplomasi tambahan mengenai situasi di Gaza. Saya akan terus mendesak perlindungan kehidupan warga sipil dan bekerja secara intensif dengan para mitra untuk menjamin pembebasan para sandera dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan di Gaza,” kata Blinken lewat akun X (Twitter)-nya.

Hingga saat ini Israel dan Hamas masih terlibat pertempuran di Gaza. Setidaknya 22.600 warga Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023. Sementara korban luka hampir menyentuh 58 ribu orang.

Agresi Israel ke Gaza juga menyebabkan 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur. Sementara hampir dua juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi dan menghadapi krisis pangan, air bersih, serta obat-obatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement