Ahad 14 Jan 2024 13:42 WIB

Dokter Lulusan Indonesia Ungkap Harga Sembako di Gaza Utara yang Menggila

Harga bahan baku roti naik 25 kali lipat

Warga Gaza mencari korban serangan Israel di reruntuhan bangunan di Jalur Gaza, Palestina.
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Warga Gaza mencari korban serangan Israel di reruntuhan bangunan di Jalur Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, 

Laporan Wartawan Republika Achmad Syalabi Ichsan dari Kairo, Mesir

Baca Juga

KAIRO -- Dokter yang masih bertahan di Gaza bagian utara, dr Mohammed, mengatakan, bantuan yang masuk untuk warga yang bertahan di utara, baik berupa bantuan medis maupun kebutuhan sehari-hari tak melebihi 1 persen. Dokter yang mendapatkan beasiswa pendidikan kedokteran dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) ini menjelaskan, sulitnya bantuan yang masuk membuat harga barang-barang melonjak tinggi. 

“Misalnya gandum sebagai bahan pokok untuk pembuatan roti. Pada umumnya, 1 kilogram berkisar Rp 5.000. Namun, saat ini berharga Rp 126 ribu. Jadi naik harga 25 kali lipat karena memang tidak ada (barang) dan bantuan jarang masuk serta tidak mencukupi,” ujar Mohammed yang merupakan lulusan Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta lewat pesan tertulis kepada Republika di Kairo, Mesir, Ahad (14/1/2023).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Menurut Mohammed, harga bahan pokok juga naik hingga 7-10 kali lipat. Dia mengatakan, penduduk di Gaza Utara sedang menjalankan kehidupan apa adanya karena mereka sudah menderita banyak kehilangan. “Tidak ada harapan yang muncul akan berakhirnya perang dan agresi ini. Sudah tiga bulan lebih menderita, kehilangan nyawa, rumah dan semua bentuk kehidupan,” kata dia.

Seorang warga di Gaza Utara, mengungkapkan, saat banyak warga di utara memutuskan untuk pergi ke selatan ketika terjadi serangan darat, mereka tak membawa apa pun. “Mereka pergi dengan tangan kosong,” ujar Bibi (bukan nama sebenarnya). Dalam perjalanan, mereka kemudian menemukan beberapa toko yang tutup karena sudah mengungsi ke selatan.

Bibi mengatakan, banyak diantara warga yang dengan terpaksa mengambil barang-barang dari toko itu. Beberapa orang kemudian menyimpan barang tersebut hingga ada lonjakan permintaan.

Mereka kemudian menjualnya di jalan dengan harga berkali-kali lipat. Beberapa barang pangan, ujar Bibi, bahkan harus dibeli dengan cara dipesan terlebih dahulu. “Jadi kita mendapatkan jual beli baru di Gaza,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement