Senin 22 Jan 2024 14:33 WIB

Pasukan Israel Bunuh 94 Dosen di Jalur Gaza

Israel dengan sengaja dan spesifik mengincar akademisi jalur Gaza.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Warga Palestina berjalan melalui kehancuran akibat pemboman Israel di kamp pengungsi Nusseirat di Jalur Gaza, Selasa, 16 Januari 2024.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina berjalan melalui kehancuran akibat pemboman Israel di kamp pengungsi Nusseirat di Jalur Gaza, Selasa, 16 Januari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok hak asasi manusia Euro-Med Human Rights Monitor mengatakan Israel membunuh 94 dosen universitas, ratusan guru dan ribuan siswa dalam operasi militernya di Gaza. Lembaga itu mengatakan menghancurkan universitas dan membunuh akademisi dan siswa 'akan mempersulit memulihkan kehidupan akademi ketika genosida berakhir.'

"Israel dengan sengaja dan spesifik mengincar akademisi, ilmuwan dan tokoh intelektual di Jalur Gaza dengan serangan udara ke rumah-rumah mereka tanpa pemberitahuan sebelumnya," kata lembaga yang berbasis di Jenewa itu seperti dikutip Palestine Chronicle, Ahad (22/1/2024).

Baca Juga

"Mereka yang diincar termasuk 17 individu bergelar profesor, 59 orang bergelar doktor, dan 18 bergelar S2," tambah organisasi itu. Euro-Med Monitor mengatakan sulitnya proses dokumentasi karena gangguan komunikasi dan internet serta banyaknya orang hilang diperkirakan banyak akademisi yang tewas yang belum dihitung.

"Mereka tertiban hingga tewas di bawah reruntuhan bersama anggota keluarga mereka dan keluarga pengungsi lainnya," kata organisasi itu. Euro-Med Monitor menambahkan "data awal mengindikasi tidak dapat dibenarkan atau untuk alasan apa pun untuk pun menargetkan orang-orang ini."

Kelompok hak asasi manusia itu juga mengatakan para akademisi yang sengaja dibunuh berasal dari berbagai latar pendidikan dan keahlian. "Banyak gagasan mereka yang menjadi dasar fondasi penelitian akademik di universitas-universitas di Jalur Gaza," kata Euro-Med Monitor.

Kelompok itu menambahkan serangan Israel juga dengan sistematis menghancurkan bangunan-bangunan budaya termasuk institusi yang memiliki signifikansi sejarah yang besar. "Kemungkinan besar Israel sengaja mengincar semua aspek kehidupan di Gaza," kata Euro-Med Monitor.

"Israel dengan sistematis menghancurkan setiap universitas di Jalur Gaza dengan tahapan sebanyak 100 serangan per hari," tambah organisasi tersebut. Tahapan pertama termasuk pengeboman ke universitas-universitas Islam dan Al-Azhar. Universitas lain juga mengalami serangan serupa seperti Universitas Al-Israa di selatan Gaza yang rata dengan tanah setelah digunakan sebagai barak militer Israel.

Pada 17 Januari lalu media Israel merilis video yang memperlihatkan ledakan di Al-Israa. Ledakan itu terjadi 70 hari setelah militer Israel mengubah universitas itu menjadi barak mereka dan kemudian menjadi tempat penampungan sementara.

Dalam pernyataannya Universitas Al-Israa mengatakan serangan diperluas di luar gedung utama termasuk ke museum nasional yang berisi lebih dari 3.000 artefak arkeologi langkah. Pasukan Israel menjarah museum itu sebelum menghancurkannya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement