REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Militer Israel mengepung Khan Younis, kota utama selatan Gaza. Warga tidak bisa menyelamatkan diri dari pertempuran dan tembakan tentara Israel. "Selama beberapa hari terakhir pasukan IDF menggelar operasi ekstensif selama pengepungan Khan Younis, pasukan darat terlibat dalam pertempuran jarak dekat, serangan langsung dan menggunakan intelijen untuk mengkoordinasikan tembakan, sehingga berhasil mengeliminasi lusinan teroris," kata militer Israel, Selasa (23/1/2024).
Tank-tank Israel bergerak ke barat menuju Laut Tengah, menutup jalan menuju pesisir. Mereka menghalangi rute pengungsi menyelamatkan diri ke Rafah, kota paling ujung di selatan Gaza yang kini padat oleh pengungsi yang kini hampir satu juta orang. "Saya mencoba pergi ke Rafah tapi kini tank-tank di setiap sudut pantai dan melepaskan tembakan ke arah Barat," kata teknisi listrik, Shaban yang berusia 45 tahun.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Palestina setidaknya 195 orang tewas dalam 24 jam terakhir sehingga total kematian dalam serangan Israel sejak empat bulan yang lalu menjadi 25.490 orang. Ribuan lainnya diyakini terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Militer Israel juga menghalangi rute rumah sakit, pemerintah Palestina mengatakan hal ini tidak memungkinkan tim medis menyelamat korban luka atau membawa jenazah ke rumah sakit. Di rumah sakit Eropa, Ahed Masmah membawa lima jenazah, ditumpuk di atas kasur di atas gerobak yang ditarik keledai. "Saya menemukan mereka terlungkap di jalanan, saya melakukan hal baik dan membawa mereka," katanya.
Di Rumah Sakit Nasser, satu-satu rumah sakit besar yang masih beroperasi di Jalur Gaza, jenazah-jenazah dikubur di halaman karena tidak aman membawanya ke pemakaman. Dalam video yang direkam jurnalis Palestina Hamdan El-Dahdouh terlihat tembakan terus mengenai bagian atas gedung rumah sakit.
"Saat ini saya dikepung di Rumah Sakit Nasser dan nyawa saya dalam bahaya, bau kematian, hanya bau yang saya tahu, yang mengisi tempat ini, saya hidup dalam perang ini sebagai pahlawan dan bila saya mati saya akan mati sebagai pahlawan," kata Dr Mahmoud Abu Shammala di Facebook.
Pemerintah Palestina mengatakan pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Al-Khair di Khan Younis dan menangkap staf medisnya. Organisasi kemanusian Bulan Sabit Merah mengatakan mereka tidak bisa menjangkau Rumah Sakit Al-Amal yang mereka kelola.
Lembaga itu mengatakan tembakan tank mengenai gedung empat lantai, warga sipil tewas di pintu masuk dan pasukan Israel melepaskan tembakan dari drone pada siapa pun yang bergerak di dekatnnya. Sehingga mustahil mengirim ambulans.
Israel mengatakan pejuang Hamas beroperasi di dalam dan sekitar rumah sakit-rumah sakit yang dibantah keras Hamas dan petugas medis. "Staf, pasien dan pengungsi yang ketakutan kini terjebak di dalam segelintir rumah sakit di Khan Younis saat pertempuran besar berlanjut," kata kepala badan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini.
Ia mengatakan enam orang pengungsi tewas dan banyak yang telruka di tempat penampungan terbesar PBB di Khan Younis. "Saya menyerukan semua pihak untuk mengambil tindakan pencegahan untuk meminimalisir kerugian rakyat sipil dan melindungi rakyat sipil, fasilitas medis dan personel dan premis PBB sesuai dengan hukum internasional," tambahnya.