Rabu 31 Jan 2024 11:00 WIB

Macron Ingin Uni Eropa Bantu Atasi Krisis Petani

Prancis ingin langkah-langkah yang jelas pada impor dari Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Federasi Petani Muda memblokir penyeberangan Jalan Raya E42 dari Jerman ke Prancis dan Jalan Raya E411 dari jalan raya Brussels ke Luksemburg di Daussoulx, Namur, Belgia, (29/1/2024).
Foto: EPA-EFE/OLIVIER HOSLET
Federasi Petani Muda memblokir penyeberangan Jalan Raya E42 dari Jerman ke Prancis dan Jalan Raya E411 dari jalan raya Brussels ke Luksemburg di Daussoulx, Namur, Belgia, (29/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mencoba meredakan unjuk rasa petani yang menuntut Uni Eropa meregulasi impor pertanian Ukraina dan melonggarkan peraturan pertanian. Macron yang sedang berkunjung ke Swedia juga menolak rancangan kesepakatan dagang blok Amerika Selatan.

Sementara petani Prancis memarkirkan traktor-traktor mereka di seluruh tol di Prancis dan membakar tumpukan jerami ke jalan menuju Bandara Toulouse. Unjuk rasa di Prancis yang juga dilakukan petani Jerman dan Polandia digelar menjelang pemilihan Parlemen Eropa pada Juni lalu.

Baca Juga

Kelompok sayap kanan memiliki dukungan yang besar di industri pertanian. Khawatir unjuk rasa semakin memanas pemerintah Prancis sudah membatalkan rencana mencabut subsidi diesel pertanian secara bertahap dan berjanji melonggarkan regulasi lingkungan.

"Kami meminta Uni Eropa memberi hal yang sangat konkrit bagi petani kami," kata Macron Selasa (31/1/2024). Presiden Prancis itu akan menghadiri pertemuan pemimpin Uni Eropa di Brussels pada Kamis (1/2/2024). Ia menyerukan debat skala Eropa mengenai peraturan pertanian terutama untuk memastikan produksi barang pertanian impor sesuai dengan standar Eropa.

Uni Eropa menerapkan pelonggaran kuota dan tarif impor dari Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Blok itu juga memperbaharui negosiasi untuk menyelesaikan kesepakatan dengan blok negara Amerika Latin, Mercosur, yang memicu amarah petani Eropa mengenai persaingan tidak sehat pada gula, gandum dan daging.

"Prancis ingin langkah-langkah yang jelas pada impor dari Ukraina karena volume dan kualitas barang-barang yang kami miliki saat ini merusak stabilitas pasar Eropa, entah itu ayam atau sereal," kata Macron. Komisi Eropa mengatakan mereka terus mengejar kesepakatan Mercosur.

Pernyataan ini disampaikan satu hari setelah kantor kepresidenan Prancis mengatakan mereka mendapat informasi negosiasi itu ditahan. Macron mengatakan ia tidak ingin kesepakatan tersebut ditandatangani dalam bentuknya yang saat ini.

Sebab tidak ada jaminan produk-produk impor akan mengikuti peraturan serupa dengan produk-produk Eropa. Petani Prancis yang merupakan produsen produk pertanian terbesar di Eropa mengatakan bayaran mereka tidak sesuai, mereka tercekik regulasi ketat perlindungan lingkungan Eropa dan menghadapi persaingan tidak adil menghadapi barang impor murah.

Beberapa kekhawatiran mereka mulai dari persaingan dengan barang impor dan ketatnya peraturan lingkungan juga dirasakan produsen pertanian Eropa lainnya. Sementara beberapa tuntutan seperti negosiasi harga pangan lebih spesifik untuk Prancis.

Unjuk rasa Prancis mulai menyerang, petani Belgia memblokir pelabuhan Zeebrugge. Asosiasi petani Spanyol berencana untuk turun ke jalan pada bulan Februari, salah satu tuntutan mereka negosiasi kesepakatan Mercosur ditunda.  

Macron juga mengatakan ia ingin peraturan bersama bidang pertanian Eropa lebih fleksibel. "Eropa harus tidak terlalu rewel pada petani yang bekerja sangat keras setiap hari," katanya di Swedia.

Ie menambahkan, akan bertemu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Brussel pada Kamis mendatang. Petani harus mematuhi sejumlah persyaratan untuk mendapatkan subsidi Eropa.

Termasuk syarat memberikan empat persen lahannya sebagai lahan kosong atau "non-produktif" di mana alam bisa pulih dengan alami. Dua pejabat Uni Eropa mengatakan komisi Eksekutif Uni Eropa sedang berupaya mengubah peraturan lahan kosong sebagai salah satu opsi untuk merespon tuntutan petani.

Petani Prancis juga meminta dukungan konkrit dari pemerintah. "Apapun yang terjadi, kami bertekad untuk maju sampai akhiri," kata salah satu petani Jean-Baptiste Bongard.

Sementara massa berkumpul di sekitar api kecil di jalan tol Jossigny dekat Paris yang diblokir traktor-traktor pada Selasa dini hari. "Bila gerakan membutuhkan satu bulan, maka akan berlangsung satu bulan," kata Bongard.

Jalan tol Longvilliers yang juga terletak dekat Paris diblokir dengan traktor dan tumpukan jerami. Lalu lintas dialihkan ke jalanan yang lebih sempit dan menciptakan kemacetan.

Pemerintah daerah mengatakan petani memblokir jalan utama ke bandara Toulouse. Namun mereka masih dapat mengaksesnya melalui tempat parkir terdekat. BFM TV mengatakan tumpukan jerami dan ban dibakar di bundaran di depan bandara. 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement