REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Badan kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan pertempuran sengit dekat rumah sakit Nasser dan Al Amal di Khan Younis terus berlanjut. OCHA mengatakan pertempuran itu membahayakan staf medis, pasien yang terluka dan sakit, serta para pengungsi.
"Rumah Sakit Al Amal terus menghadapi kekurangan bahan bakar dan pasokan medis yang akut dan saat ini hanya memiliki satu ruang operasi yang berfungsi," kata OCHA seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (13/2/2024).
Sebelumnya dilaporkan OCHA juga menyampaikan Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan ledakan di sekitarnya mengakibatkan langit-langit Rumah Sakit Nasser rusak dan limbah yang bocor ke unit gawat darurat. Sementara itu, OCHA mengatakan rumah sakit di kota Rafah yang berdekatan dengan Gaza "kewalahan" dengan gelombang warga Palestina yang mencari perlindungan di sana.
Sementara itu, jumlah jurnalis yang menjadi korban serangan Israel terus bertambah. Koresponden Aljazirah, Ismail Abu Omar, dan jurnalis foto Ahmed Matar, terluka parah akibat serangan drone Israel pada Selasa kemarin. "Ini menunjukkan harga yang harus dibayar oleh para jurnalis setiap hari untuk melakukan jurnalisme dan mengumpulkan berita tentang apa yang terjadi untuk disiarkan ke seluruh dunia," kata ketua Committee to Protect Journalist’s Middle East and North Africa, Sherif Mansour.
Ismail Abu Omar dan Ahmed Matar sudah dipindahkan ke rumah Sakit Eropa di Khan Younis. Kaki kanan Abu Omar diamputasi tapi masih terdapat serpihan peluru di kepala dan dadanya. Para dokter mencoba menyelamatkan kaki kirinya. Ia kini menjalani operasi usai mengalami pendarahan hebat karena akibat luka di arteri femoralis.
Dua wartawan itu diserang drone Israel di Miraj, sebelah utara Kota Rafah. Mereka sedang mendokumentasikan kondisi pengungsi Palestina yang berdesak-desakan di kota ujung selatan Gaza itu. Dokter unit gawat darurat Rumah Sakit Eropa Dokter Muhammad al-Astal mengatakan nyawa Abu Omar dalam bahaya karena lukanya yang parah.