Navalny dipandang sebagai "musuh" politik terkuat Vladimir Putin. Navalny ditangkap otoritas Rusia pada Januari 2021, sesaat setelah dia kembali dari Jerman.
Pada Agustus 2020, Navalny sempat diracun menggunakan agen saraf Novichok. Namun, setelah menjalani perawatan intensif dan melewati masa koma di sebuah rumah sakit di Berlin, nyawanya selamat.
Rusia dituding sebagai dalang di balik aksi percobaan pembunuhan terhadap Navalny. Pada Februari 2021, Navalny dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara karena melanggar ketentuan hukuman percobaan dari hukuman penggelapan tahun 2014.
Navalny menuding tuduhan terhadapnya terkait kasus tersebut bermotif politik. Penangkapan dan pemenjaraan Navalny memicu gelombang protes di Rusia.
Otoritas berwenang Rusia merespons aksi tersebut dengan penangkapan massal. Pada Agustus 2023, pengadilan Rusia menjatuhkan vonis penjara tambahan selama 19 tahun terhadap Navalny.