REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara-negara Barat terdapat risiko nyata perang nuklir bila mereka mengirimkan pasukan untuk bertempur di Ukraina. Ia mengatakan Moskow memiliki senjata untuk menyerang target-target di Barat.
Dalam pidato di parlemen dan anggota pemerintahan lainnya, Putin berulang kali menuduh Barat bertekad melemahkan Rusia. Ia mengindikasikan pemimpin-pemimpin Barat tidak memahami betapa berbahaya mencampuri urusan internal Rusia.
Putin merujuk gagasan yang sempat diangkat Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan negara anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dapat mengirimkan pasukan darat ke Ukraina. Gagasan itu segera ditolak Amerika Serikat (AS), Jerman, Inggris dan negara-negara lain.
"(Negara-negara Barat) harus menyadari kami juga memiliki senjata yang dapat mengenai target di teritori mereka. Semua hal ini benar-benar mengancam konflik dengan penggunaan senjata nuklir dan menghancurkan peradapan, apakah mereka tidak mengerti itu?!" kata Putin, Kamis (29/2/2024).
Pernyataan ini disampaikan menjelang pemilihan presiden pada 15 sampai 17 Maret mendatang. Ketika Putin diperkirakan akan kembali berkuasa selama enam tahun mendatang. Dalam pidatonya Putin juga mengatakan Rusia memiliki persenjataan nuklir modern terbesar di dunia.
Perang di Ukraina memicu krisis terburuk hubungan Moskow dengan Barat sejak krisis Rudal Kuba tahun 1962. Putin juga pernah memperingatkan bahaya konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia.
Putin yang terlihat marah menyarankan agar para politisi Barat mengingat nasib orang-orang seperti Adolf Hitler dari Jerman dan Napoleon Bonaparte dari Prancis yang gagal menginvasi negaranya di masa lalu.
"Namun kini konsekuensinya akan jauh lebih tragis, mereka pikir (perang) adalah kartun," kata Putin yang sudah berkuasa di Rusia selama lebih dari dua dekade.