REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Juru bicara sayap bersenjata Hamas, brigade al-Qassam, Abu Ubaida mengatakan tujuh sandera yang ditawan di Gaza tewas dalam pengeboman Israel. Belum diketahui kapan tujuh sandera itu tewas.
Dikutip dari Aljazirah pernyataannya di aplikasi kirim-pesan Telegram, Jumat (1/3/2024) Abu Ubaida mengatakan brigade Al-Qassam mengkonfirmasi sandera yang tewas dalam operasi militer Israel di Gaza tembus 70 orang. Serangan balasan Israel dalam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu sudah menewaskan lebih dari 30 ribu orang Palestina.
Dalam gencatan senjata akhir November lalu Hamas membebaskan lebih dari 100 sandera warga negara Israel dan warga negara asing. Ditukar dengan pembebasan sekitar 240 orang Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Pernyataan ini disampaikan setelah pasukan Israel menembak hingga tewas 115 orang Palestina yang menunggu konvoi bantuan kemanusiaan di dekat Kota Gaza. Peristiwa di bundara Nabulsi pada Kamis (29/2/2024) itu juga melukai ratusan orang lainnya.
Selain di Gaza, kantor berita Palestina, Wafa juga melaporkan tentara Israel juga menyerang jemaah yang mencoba beribadah di Al-Aqsa. Wafa melaporkan tentara Israel menyerang pria muda dan perempuan dalam perjalanan mereka menuju Masjid Al-Aqsa di daerah pendudukan Tepi Barat.
Wafa melaporkan dua jemaah diserang di dekat Gerbang al-Asbat, salah satu pintu masuk utama Al-Aqsa. Satu perempuan pingsan akibat serangan itu. Pasukan Israel juga mendirikan pos pemeriksaan di pintu masuk utama lainnya di Al-Aqsa. Mereka menghentikan dan menggeledah para jemaah dan melarang siapa pun yang ingin masuk untuk Sholat Jumat.
Kebijakan Israel yang melarang warga Palestina masuk ke situs tersuci ketiga umat Islam ini sumber ketegangan dengan para jemaah Palestina. Terutama di sekitar bulan Ramadhan, yang akan dimulai pada 10 Maret 2024.
Pada Kamis lalu seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan Israel sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan baru di Al-Aqsa selama bulan Ramadhan atas alasan keamanan.