Rabu 06 Mar 2024 07:16 WIB

Macron: Sudah Saatnya Sekutu Ukraina Ambil Tindakan

Menurut Macron, saat ini bukan waktunya untuk menjadi pengecut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara dalam seminar bisnis Forum Bisnis Swedia-Prancis, di Balai Kota Stockholm, Stockholm, Swedia, (31/1/2024).
Foto: EPA-EFE/Henrik Montgomery
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara dalam seminar bisnis Forum Bisnis Swedia-Prancis, di Balai Kota Stockholm, Stockholm, Swedia, (31/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan sudah waktunya bagi sekutu Ukraina itu mengambil tindakan. Ia menekankan bukan waktunya untuk menjadi pengecut. "Kami jelas mendekati momen di mana Eropa kami tidak boleh menjadi pengecut," kata Macron pada ekspatriat Prancis yang tinggal di Praha, Selasa (5/3/2024).

Macron mendapat kritikan dari sekutu-sekutu Barat setelah dengan terbuka membahas gagasan mengirimkan pasukan Barat ke Ukraina. Pernyataan yang ia sampaikan dalam konferensi mengenai Ukraina pada 26 Februari lalu.

Baca Juga

Merujuk invasi Rusia ke Ukraina, Macron mengatakan Prancis dan Republik Ceko "sangat menyadari perang di belakang tanah kami (di Eropa), bahwa beberapa kekuatan yang tidak dapat dibendung semakin hari semakin melebarkan ancamannya untuk menyerang kami, dan bahwa kami harus hidup sesuai dengan sejarah dan keberanian yang dibutuhkan."

Ia tidak menjelaskan lebih lanjut. Pernyataan yang ia sampaikan saat menjadi tuan rumah negara-negara yang mendukung Ukraina pada 26 Februari lalu sesuai dengan reputasinya sebagai disruptor diplomasi yang senang mendobrak tabu dan menantang pemikiran konvensional.

Pemerintah Prancis kemudian menjelaskan Macron hanya ingin merangsang perdebatan dan gagasan yang dibahas melibatkan pasukan non-kombatan seperti penjinak ranjau, perlindungan perbatasan atau pelatihan pasukan Ukraina. Dalam kunjungannya ke Praha, Macron juga diperkirakan akan membahas dukungan rencana yang diumumkan Republik Ceko bulan lalu dan sudah didukung Kanada, Denmark dan negara-negara lainnya. Yakni untuk membiayai pembelian cepat ratusan ribu amunisi dari negara ketiga untuk Ukraina.

Ukraina kekurangan peluru saat pasukannya mencoba menahan pasukan Rusia yang mendapat kemajuan di timur. Dua tahun setelah Moskow melancarkan invasi skala penuh. Pada 26 Februari lalu Macron mengindikasi Prancis akan berkontribusi dalam inisiatif Republik Ceko tanpa menjelaskan caranya.

Salah satu masalah utama bagi Prancis adalah bagaimana inisiatif itu dibiayai. Paris sudah lama mendorong Uni Eropa hanya menggunakan dana Eropa untuk industri pertahanan benua biru dan menolak gagasan menggunakan uang Eropa untuk membeli dari luar blok.

Meski Macron tampaknya mendukung inisiatif Ceko beberapa diplomat Prancis mengatakan Paris masih menolak menggunakan uang Eropa tapi mendukung gagasan pembelian bilateral. "Saya tidak ingin membuat Anda berharap akan adanya perubahan posisi Prancis dalam hal basis industri pertahanan Eropa," kata seorang diplomat.

"Kami tahu, seperti halnya Ceko, tentang perlunya memperoleh sebanyak mungkin amunisi untuk kepentingan Ukraina, tetapi tanpa mengubah visi kami secara mendasar, yaitu sumber daya Eropa harus memungkinkan industri Eropa untuk mendapatkan kekuatan," kata diplomat itu. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement