Kamis 07 Mar 2024 07:27 WIB

KTT ASEAN-Australia Hasilkan "Melbourne Declaration"

Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat potensial.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi turut mendampingi Presiden Joko Widodo selama mengikuti rangkaian acara KTT Khusus ASEAN-Australia di Melbourne, pada Selasa (5/3/2024).
Foto: ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden RI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi turut mendampingi Presiden Joko Widodo selama mengikuti rangkaian acara KTT Khusus ASEAN-Australia di Melbourne, pada Selasa (5/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut KTT Khusus ASEAN-Australia menghasilkan dua dokumen, yaitu Melbourne Declaration dan ASEAN-Australia Leaders Vision Statement.

“Melbourne Declaration berisi arah kerja sama di bidang politik-keamanan, ekonomi, dan sosial budaya ke depan,” ujar Retno dalam transkrip keterangan persnya mengenai KTT yang berlangsung di Melbourne pada 4-6 Maret 2024, dan dihadiri Presiden Joko Widodo.

Baca Juga

Sementara itu, ASEAN-Australia Leaders Vision Statement merupakan visi para pemimpin dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi. Diselenggarakan untuk memperingati 50 tahun kemitraan ASEAN dengan Australia, tema dalam KTT tersebut adalah “A Partnership for the Future”.

KTT itu sendiri secara garis besar dibagi dalam dua sesi, dengan sesi pertama membahas “Future ASEAN- Australia Cooperation” dan “The Three ASEAN Cooperation Pillars”. Lebih lanjut Retno menjelaskan, tahun lalu, Australia merilis dokumen strategi ekonomi Australia untuk Asia Tenggara, yang dibuat oleh Utusan Khusus Australia untuk Asia Tenggara Nicholas Moore. 

Inti dari laporan Nicholas Moore tersebut sebenarnya merupakan sebuah pendekatan baru yang akan dilakukan oleh Australia untuk  meningkatkan perdagangan dan investasi dengan Asia Tenggara. "Di mata Australia, Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat potensial dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, kedekatan geografi tentunya, komplementaritas ekonominya, dan merupakan bagian dari upaya Australia untuk melakukan diversifikasi ekonomi,” kata Retno.

Di dalam laporan tersebut terdapat empat hal besar yang akan dilakukan, yaitu meningkatkan kesadaran (raising awareness), menghilangkan hambatan (removing blockages), pembangunan kapasitas (building capacities), dan memperdalam investasi (deepening investment).

Sementara 10 sektor prioritas yang akan diprioritaskan adalah pertanian dan pangan, sumber daya alam, transisi energi bersih, infrastruktur, pendidikan dan keterampilan, pariwisata, kesehatan, ekonomi digital, layanan profesional dan keuangan, serta industri kreatif.

“Sebagai implementasi dari pendekatan baru berdasarkan laporan Moore, Australia telah meluncurkan ASEAN-Australia Center yang juga merupakan bentuk dukungan dari implementasi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP),” ujar Retno.

Australia juga disebutnya memberikan 55 beasiswa magister dan 55 beasiswa non gelar di bidang kerja sama AOIP bagi negara ASEAN dan Timor Leste, serta menambah pusat fasilitasi startup Australia di empat kota di ASEAN, termasuk di Indonesia dan ​​​​​​​Vietnam. “Sebelumnya fasilitas seperti ini sudah ada di Singapura,” tutur Retno.

Australia merupakan mitra dialog pertama ASEAN dan juga merupakan mitra pertama yang memiliki Kemitraan Strategis Komprehensif dengan ASEAN.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement