REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Angkatan Laut India mengevakuasi 20 awak kapal di Laut Merah setelah serangan Houthi menewaskan tiga pelaut di jalur perdagangan dunia tersebut. Tiga pelaut itu korban dari warga sipil pertama dalam serangan Houthi ke Laut Merah.
Houthi yang didukung Iran menembakan rudal yang menyebabkan kapal berbendera Barbados yang dioperasi Yunani, True Confidence terbakar pada Rabu (6/3/2024) lalu. Di sekitar 50 mil selatan Pelabuhan Aden, Yaman.
Kapal tersebut dimiliki True Confidence Shipping SA yang terdaftar di Liberia dan dioperasikan Third January Maritime yang berbasis di Yunani. Dalam pernyataan bersamanya pemilik dan operator kapal mengatakan 20 awak dan tiga penjaga bersenjata di kapal itu dibawa ke rumah sakit di Djibouti, Tanduk Afrika oleh kapal perang India.
Pemilik dan operator kapal mengatakan dua warga Filipina dan satu warga Vietnam meninggal dunia. Dua warga Filipina lainnya terluka parah. Pada Kamis (7/3/2024), Vietnam mengecam serangan ini dan mengatakan satu warganya meninggal dunia sementara tiga orang lainnya dalam keadaan sehat.
Foto-foto yang dirilis Angkatan Laut India menunjukkan helikopter menarik naik para awak kapal dari perahu penyelamat kecil dan membawanya ke kapal angkatan laut. Beberapa orang yang terluka terlihat berbaring di sekoci yang dikirim angkatan laut India untuk membantu.
Mereka dibawa dengan tandu ke kapal dan saat dievakuasi ke rumah sakit di Djibouti terlihat badan mereka diperban. "Kapal hanyut menjauh dari daratan dan upaya penyelamatan sedang dilakukan," kata perusahaan pemilik dan pengelola kapal dalam pernyataanya.
Juru bicara perusahaan-perusahaan itu mengatakan kontrak untuk penyelamatan kapal itu sudah ditandatangani. Tapi, menolak memberikan penjelasan lebih lanjut atas alasan keamanan.
Houthi melanjutkan serangan ke kapal-kapal komersial yang berlayar di jalur perdagangan tersibuk di dunia. Kelompok yang menguasai wilayah terpadat di Yaman itu mengatakan serangan yang digelar sejak November lalu sebagai bentuk solidaritas pada rakyat Palestina selama perang Israel di Gaza. "Hilangnya nyawa dan luka pada pelaut sipil sama sekali tidak bisa diterima," kata asosiasi perusahaan perkapalan dunia.
"Serangan rutin pada kapal-kapal dagang menunjukan perlunya seruan mendesak pada semua pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan untuk melindungi nyawa pelaut sipil tidak bersalah dan mengakhir ancaman," kata asosiasi.
Biaya asuransi untuk pelayaran selama tujuh hari di Laut Merah meningkat ratusan ribu dolar sejak November. Kepala operasi asuransi risiko perang laut dan asuransi khusus Vessel Protect Munro Anderson mengatakan tarif asuransi risiko perang sudah tercermin dari tenggelamnya kapal kargo Rubymar, beberapa hari setelah dihantam rudal Houthi pada 18 Februari, dan korban jiwa pertama dari kapal True Confidence.
"Jadi, sejauh mana mereka menciptakan tekanan ke atas lebih lanjut kemungkinan akan terbatas dalam jangka pendek," katanya. "Namun, hal ini akan bergantung pada bagaimana peristiwa-peristiwa berkembang dari saat ini," tambahnya.