Kamis 14 Mar 2024 07:50 WIB

Perdana Menteri Finlandia: Rusia Adalah Ancaman Keamanan Permanen

Rusia terbukti mempersiapkan konflik jangka panjang.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan tentang dukungan proyek investasi di industri dalam negeri di kawasan industri Stankomash di Chelyabinsk, Rusia, (16/2/2024).
Foto: EPA-EFE/RAMIL SITDIKOV
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan tentang dukungan proyek investasi di industri dalam negeri di kawasan industri Stankomash di Chelyabinsk, Rusia, (16/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo mengatakan Rusia mempersiapkan "konflik jangka panjang dengan Barat." Ia meminta Eropa menambah anggaran dan koordinasi pertahanannya.

Dalam pidato yang dirilis Rabu (13/3/2024) Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bergabungnya Finlandia dan Swedia ke Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) merupakan "langkah tanpa makna." Ia mengatakan Rusia akan mengerahkan pasukan dan sistem pemusnahan ke perbatasan setelah Finlandia bergabung dengan aliansi pertahanan itu.

Baca Juga

"Rusia terbukti mempersiapkan konflik jangka panjang dengan Barat dan mencerminkan ancaman militer permanen dan esensial pada Eropa," katanya pada Parlemen Eropa, Rabu (13/3/2024).

"Bila kami sebagai persatuan Eropa gagal merespon tepat tantangan ini, beberapa tahun ke depan akan diisi dengan bahaya dan lonjakan ancaman serangan," tambahnya.

Orpo, yang negaranya bertetangga dengan Rusia, mendesak 27 negara Uni Eropa untuk meningkatkan belanja pertahanan dan mengatakan blok tersebut harus mengurus pertahanannya sendiri. “Rusia bukannya tak terkalahkan,” tambahnya.

Putin juga memperingatkan negara-negara Barat secara teknis Rusia siap menghadapi perang nuklir dan jika AS mengirim pasukan ke Ukraina, hal itu akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang signifikan.

Menjelang pemilihan umum yang digelar pada 15 sampai 17 Maret mendatang. Putin mengatakan skenario perang nuklir tidak "terburu-buru" dan ia melihat tidak ada kebutuhan untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

"Dari sudut pandang militer, kami, tentu, siap," kata Putin saat menjawab pertanyaan apakah Rusia siap menghadapi perang nuklir seperti dilaporkan stasiun televisi Rossiya-1 dan kantor berita RIA, Selasa (12/3/2024).

Putin mengatakan AS memahami bila mengirimkan pasukan AS ke wilayah Rusia atau Ukraina maka Rusia akan memperlakukannya sebagai tindakan intervensi. "(Di Amerika Serikat) terdapat cukup banyak pakar dalam hubungan Rusia-Amerika dan di bidang pengendalian strategis," kata Putin.

"Karena itu, saya pikir tidak ada yang terburu-buru pada konfrontasi nuklir, kami siap menghadapinya," tambahnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement