Senin 18 Mar 2024 08:21 WIB

Netanyahu: Seruan Ketua Senat AS Untuk Pemilu di Israel tak Pantas

Pidato Schumer mencerminkan rasa frustasi Washington terhadap Netanyahu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
 Pemimpin Mayoritas Senat Senat Chuck Schumer dari NY, mengajukan pertanyaan selama konferensi pers di Capitol Hill di Washington, Kamis, 4 Februari 2021, tentang rencana untuk memperkenalkan kembali resolusi untuk menyerukan kepada Presiden Biden untuk mengambil tindakan eksekutif untuk membatalkan hingga Hutang $ 50.000 untuk peminjam pinjaman mahasiswa federal.
Foto: AP/Andrew Harnik
Pemimpin Mayoritas Senat Senat Chuck Schumer dari NY, mengajukan pertanyaan selama konferensi pers di Capitol Hill di Washington, Kamis, 4 Februari 2021, tentang rencana untuk memperkenalkan kembali resolusi untuk menyerukan kepada Presiden Biden untuk mengambil tindakan eksekutif untuk membatalkan hingga Hutang $ 50.000 untuk peminjam pinjaman mahasiswa federal.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pidato Ketua Senat Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Chuck Schumer yang mendorong pemilihan umum di Israel "sama sekali tidak pantas." Hal ini ia sampaikan dalam wawancaranya dengan CNN.

Dalam pidatonya di ruang Senat, Schumer yang merupakan pendukung Israel dan pejabat terpilih tertinggi keturunan Yahudi di pemerintah AS, mendorong pemilihan umum di Israel. Ia mengatakan Netanyahu merupakan rintangan bagi perdamaian.

Baca Juga

"Saya pikir apa yang ia sampaikan sama sekali tidak pantas, tidak pantas untuk pergi ke negara demokrasi lain dan mencoba menggantikan kepemimpinan terpilih di sana," kata Netanyahu dalam wawancara dengan CNN, Ahad (17/3/2024).

Pidato Schumer mencerminkan rasa frustasi Washington terhadap Netanyahu, caranya berperang melawan Hamas, kegagalannya melindungi warga sipil Palestina dan menghalangi bantuan kemanusiaan ke Gaza seperti yang dituduhkan lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan. Masyarakat internasional mengkritik dukungan tanpa syarat AS pada Israel sementara ancaman kelaparan dan jumlah korban jiwa dalam serangan ke Gaza terus meningkat.

Schumer mengatakan akan menjadi "kesalahan besar" bagi Israel untuk menolak solusi dua negara. Ia mendesak negosiator konflik Israel-Gaza untuk melakukan semua yang bisa dilakukan demi mengamankan gencatan senjata, membebaskan para sandera dan membawa bantuan ke Gaza.

Pada Jumat (15/3/2024) Presiden AS Joe Biden mengatakan pernyataan Schumer selaras dengan kekhawatiran banyak rakyat Amerika. Ia mengatakan pernyataan ketua Senat itu "pidato yang bagus."

Namun juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan, Biden yakin hanya Israel yang dapat membuat keputusan politik internalnya sendiri. "Kami menghormati kedaulatan rakyat Israel, presiden yakin terserah pada rakyat dan pemerintah Israel untuk menentukan apakah perlu dan kapan pemilu akan dilakukan," katanya pada Fox News.

Schumer belum menanggapi permintaan komentar mengenai reaksi Netanyahu atas pidatonya. Netanyahu menolak tekanan internasional dan mengatakan akan melanjutkan serangan ke Rafah, kota padat pengungsi yang dihuni lebih dari satu juta orang.

Sekutu Israel berulang kali mendesak Netanyahu untuk tidak menyerang Rafah tanpa rencana melindungi warga sipil. Ketua Komite Hubungan Luar Negeri House of Representative AS yang berasal dari Partai Republik Michael McCaul mengkritik pidato Schumer. Ia membandingkannya dengan upaya menggulingkan Pemerintah Israel. "Anda tidak berbicara tentang menggulingkan pemerintahan dalam demokrasi," kata McCaul kepada Fox News Sunday.

Ia menyebut pernyataan Schumer "sangat tidak pantas" dan "memalukan." Dalam pidatonya Schumer juga mengkritik orang-orang Palestina yang mendukung Hamas, dan mengatakan pemimpin Otoritas Palestina Mahmoud Abbas juga harus menyingkir.

Schumer mengangkat kemungkinan Washington menggunakan pengaruhnya jika Israel tidak mengubah arah. Namun, ia tidak sampai menyarankan langkah yang didukung beberapa anggota Partai Demokrat, yaitu memperkenalkan undang-undang untuk meredakan krisis kemanusiaan di Gaza sebagai syarat bagi AS untuk memberikan lebih banyak senjata kepada Israel.

"Ini merupakan indikasi perpecahan di Partai Demokrat  dan saya pikir apa yang Anda lihat adalah faksi pro-Palestina dan anti-Israel di Partai Demokrat," kata McCaul. Serangan militer Israel ke Gaza membuat hampir seluruh 2,3 juta penduduknya mengungsi, menyebabkan krisis kelaparan, meratakan sebagian besar kantong pemukiman tersebut. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel sudah menewaskan lebih dari 31 ribu orang. 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement