REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang jurnalis Palestina, Wadea Abu Alsoud, mengatakan ia terjebak di dalam Rumah Sakit al-Shifa. Ia menggambarkan situasi di fasilitas medis itu "bencana" di tengah "bentrokan intensif" dan baku tembak.
"Ini mungkin video terakhir saya," kata Alsoud dalam video yang ia unggah di media sosial Instagram seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (18/3/2024). "Kami saat ini berada di dalam Rumah Sakit al-Shifa yang dikepung. Kami ditembaki. Penjajah tiba-tiba menyerbu rumah sakit dan sekitarnya. Seperti yang anda dengar sekarang, terjadi bentrokan sengit di sekitar Rumah Sakit al-Shifa. Kami mendengar suara dari gerbang. Pecahan peluru berjatuhan di halaman rumah sakit," katanya.
"Saat ini kami sedang dikepung. Berdoa agar kami dapat keluar dengan selamat. Seperti yang anda dengar terjadi bentrokan di sini. Saya tidak tahu apa yang terjadi di luar Rumah Sakit al-Shifa, tapi situasi ini bencana," tambahnya.
Kantor media Gaza mengecam operasi militer Israel di Rumah Sakit al-Shifa yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza. Kantor media mengatakan serangan tersebut, termasuk "kejahatan perang."
Dalam pernyataannya kantor media Gaza mengatakan pasukan bersenjata berat Israel yang disertai drone dan tank meluncurkan serangan pada Senin dini hari dan mulai menembaki kompleks rumah sakit, mengancam nyawa ribuan orang di dalamnya.
Kantor tersebut mengatakan serangan ini menunjukkan niat Israel menghancurkan rumah sakit-rumah sakit Gaza. Kantor media Gaza juga mendesak masyarakat internasional untuk "segera mengintervensi untuk menahan penjajahan dan menghentikan perang pemusnahan."
Dalam unggah dalam bahasa Inggris di aplikasi kirim-pesan Telegram, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan ke Rumah Sakit al-Shifa yang dimulai pukul 02.00 pagi waktu setempat mengakibatkan "sejumlah orang syahid dan terluka." Kementerian mengatakan kendaraan Israel masuk ke halaman rumah sakit dan pasukan Israel meluncurkan rudal dan melepas tembakan ke gedung khusus operasi rumah sakit tersebut.