Sabtu 30 Mar 2024 07:22 WIB

Amerika Kini Mengakui Israel Menyebabkan Kelaparan di Palestina

PBB sudah memperingatkan kelaparan akan segera terjadi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Kontainer bantuan kemanusiaan dijatuhkan dari udara ke warga Palestina di Jalur Gaza dari pesawat Angkatan Udara C-17 AS, Jumat, (29/3/2024).
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Kontainer bantuan kemanusiaan dijatuhkan dari udara ke warga Palestina di Jalur Gaza dari pesawat Angkatan Udara C-17 AS, Jumat, (29/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan kelaparan kemungkinan sudah terjadi di bagian utara Jalur Gaza. Ia menambahkan rintangan untuk mengirim lebih banyak bantuan ke rakyat Palestina disebabkan kelangkaan truk di tengah pengepungan Israel.

PBB sudah memperingatkan kelaparan akan segera terjadi dan sudah mengeluhkan rintangan yang diberlakukan Israel untuk mengirim dan mendistribusikan bantuan ke seluruh Gaza. AS juga mengatakan kelaparan akan segera terjadi tapi pejabat AS yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan kelaparan sudah terjadi.

Baca Juga

"Sementara kami dapat mengatakan dengan percaya diri kelaparan merupakan resiko signifikan di selatan dan tengah tapi belum terjadi, di utara juga menghadapi resiko dan kemungkinan di beberapa daerah sudah terjadi," kata pejabat tersebut Jumat (29/3/2024).

Pada awal pekan ini lembaga ketahanan pangan global yang didukung PBB mengatakan kelaparan di Gaza bagian utara mungkin akan terjadi pada bulan Mei kemudian menyebar ke seluruh kantong pemukiman pada bulan Juli.

Pada Rabu (27/3/2024) juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan terdapat "tantangan luar biasa" dalam mendistribusikan bantuan. Termasuk "lemahnya keamanan, kerja sama dari pihak berwenang Israel, tidak cukupnya jumlah truk dan bahan bakar."

Israel mengklaim mereka meningkatkan akses bantuan ke Gaza dan lepas tangan atas keterlambatan pengiriman bantuan. Mereka melempar tanggung jawab itu ke PBB dan lembaga-lembaga kemanusiaan. Israel juga menuduh Hamas mencuri bantuan.

Pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan salah masalah terbesar terbatasnya distribusi bantuan adalah kelangkaan di dalam Gaza. Ia mengatakan Washington akan membantu untuk mendapatkannya atau membantu PBB memperoleh lebih banyak truk. "Saat ini masih terbatas. Tidak ada truk tambahan di Gaza untuk mengirimkan makanan dari Kerem Shalom atau Rafah atau Gerbang 96," katanya merujuk berbagai pintu perbatasan di Gaza.

Kantor Koordinasi Kemanusiaan PBB mengatakan mereka memiliki lebih dari 200 truk untuk mengirim bantuan ke Gaza termasuk yang rusak parah tapi masih bisa beroperasi. Namun PBB mengatakan tidak cukup bantuan yang dapat masuk ke Gaza.

Pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam beberapa pekan terakhir rata-rata 250 truk bantuan masuk Gaza tapi kebutuhannya jauh lebih banyak dari itu. Pejabat itu mengatakan AS berusaha membantu agar lebih banyak bantuan yang rutin masuk melalui Gerbang 96, pintu masuk baru untuk mencapai utara Gaza.

Ia mengatakan selama tiga atau empat pekan terakhir secara terpisah Israel memfasilitasi sekitar 350-400 truk bantuan kemanusiaan yang dikontrak lewat jalur swasta ke Gaza utara.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel ke Gaza menewaskan lebih dari 32 ribu orang Palestina. AS sudah memperingatkan Israel agar tidak memperluas operasi militernya ke kota Rafah, di selatan Gaza, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung, tanpa rencana untuk melindungi warga sipil.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji untuk memastikan adanya evakuasi warga sipil dan bantuan kemanusiaan. Pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan AS diberi pengarahan "tentang beberapa aspek" dari rencana kemanusiaan, tetapi belum melihat rencana yang komprehensif.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement