REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kejaksaan Uni Eropa (EU) telah mengambil alih penyelidikan Belgia terhadap dugaan korupsi terkait pengadaan vaksin Covid-19. Pihak yang diselidiki ialah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Kantor Penuntut Umum Eropa sedang menyelidiki apakah von der Leyen, yang akan mencalonkan diri lagi sebagai bos EU, bersalah dalam kasus dugaan "mencampuri pelayanan publik, pemusnahan SMS, korupsi, dan konflik kepentingan," menurut berkas pengadilan yang dilihat oleh Politico.
Kejaksaan Agung Belgia di Liege pada awal 2023 memulai penyelidikan itu setelah menerima keluhan dari pelobi lokal Frederic Baldan. Dia menuding von der Leyen melakukan tindakan melanggar hukum karena berkomunikasi secara pribadi dengan CEO Pfizer Albert Bourla ketika pandemi melanda pada 2021.