Selasa 02 Apr 2024 08:17 WIB

Romania dan Bulgaria Bergabung ke Schengen, Apa Saja Dampaknya?

Pada akhir 2022 lalu Austria memveto bergabungnya Bulgaria dan Romania.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Anggota kelompok beruang daerah tampil dalam festival di Moinesti, Rumania utara, Rabu, (27/12/2023).
Foto: AP Photo/Andreea Alexandru
Anggota kelompok beruang daerah tampil dalam festival di Moinesti, Rumania utara, Rabu, (27/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Romania dan Bulgaria bergabung dengan zona perjalanan bebas pemeriksaan identitas Eropa. Langkah terbaru dua negara itu menuju integrasi dengan Uni Eropa.

Setelah bertahun-tahun bernegosiasi untuk bergabung dengan kawasan Schengen, kini warga Romania dan Bulgaria dapat bebas berkunjung ke negara-negara yang tergabung dengan kawasan itu lewat jalur udara dan laut. Tapi, pos pemeriksaan jalur darat masih diberlakukan karena terdapat penolakan dari Austria yang khawatir dengan masalah imigran ilegal.

Baca Juga

Pada Senin (1/4/2024), Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen memuji perubahan itu sebagai "kesuksesan besar bagi dua negara" dan "momen bersejarah" bagi zona bebas perjalanan terbesar di dunia. Kawasan Schengen dibentuk pada 1985.

Sebelum Bulgaria dan Romania kawasan itu terdiri dari 23 dari 27 negara anggota Uni Eropa serta Swiss, Norwegia, Islandia dan Liechtenstein. Sekitar 3,5 juta orang melakukan perjalan di dalam kawasan itu setiap harinya.

Pada akhir 2022 lalu Austria memveto bergabungnya Bulgaria dan Romania ke Zona Schengen. Tapi, mengizinkan Kroasia bergabung. Bulgaria dan Romania bergabung dengan Uni Eropa pada 2007 dan Kroasia 2013.

Anggota Parlemen Eropa dari Romania Siegfried Muresan mengatakan hal ini merupakan "langkah pertama yang penting" yang akan bermanfaat bagi jutaan pelaku perjalanan setiap tahunnya. "Bulgaria dan Romania sudah memenuhi semua kriteria untuk bergabung dengan kawasan Schengen selama bertahun-tahun, kami juga berhak bergabung dengan perbatasan darat," katanya.

Ia menambahkan hal ini akan memberikan argumen tambahan kepada negara anggota Uni Eropa terakhir yang selama ini memveto aksesi penuh. Perdana Menteri Romania, Marcel Ciolacu menyebutnya sebagai "pencapaian yang layak" untuk Romania.

Menurutnya langkah ini akan menguntungkan warga yang dapat melakukan perjalanan dengan lebih mudah dan akan meningkatkan perekonomian. "Kami memiliki rencana pemerintah yang jelas dan tegas untuk aksesi penuh ke Kawasan Schengen pada akhir tahun ini," katanya.

Lebih dari sepuluh tahun Komisi Eropa yang merupakan cabang eksekutif Uni Eropa melakukan perundingan dengan Romania dan Bulgaria untuk memastikan dua negara itu memenuhi kriteria teknis untuk dapat bergabung sepenuhnya dengan Kawasan Schengen yang membutuhkan persetujuan dari semua negara anggota.

Dua negara itu sudah sepakat untuk menerapkan pemeriksaan keamanan acak di bandara dan perbatasan maritim untuk mengatasi imigrasi ilegal dan kejahatan lintas batas. "Aksesi penuh Bulgaria ke Schengen akan terjadi pada akhir tahun 2024," kata Menteri Dalam Negeri Bulgaria Kalin Stoyanov pada Ahad lalu.

"Kami menunjukkan dan terus menunjukkan kepada para migran ilegal mereka tidak boleh mengambil jalan ke Eropa melalui Bulgaria," tambahnya. Perubahan peraturan perbatasan ini diharapkan berdampak positif pada sektor pariwisata.

Anggota Parlemen Eropa menyuarakan keprihatinan tentang antrian panjang di perbatasan darat Uni Eropa dan dampaknya terhadap perdagangan di pasar tunggal tersebut, serta kesehatan dan keselamatan pengemudi. Pengemudi truk sering terjebak dalam antrian panjang berkilo-kilometer di perbatasan Romania dan Bulgaria. Union of International Carriers di Bulgaria memperkirakan penundaan menyebabkan kerugian puluhan juta euro setiap tahunnya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement