REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada pertemuan 10 April 2024, akan membahas ancaman Korea Utara serta kerja sama trilateral kedua negara dengan Korea Selatan. Hal ini disampaikan kantor presiden AS, Gedung Putih.
“Presiden sangat menantikan kunjungan kenegaraan tersebut. Ada banyak hal penting untuk dibicarakan,” kata Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby pada konferensi pers virtual, Rabu (3/4/2024).
Kirby menuturkan, kedua pemimpin berupaya meningkatkan kerja sama pertahanan di tengah ketidakpastian yang berasal dari peningkatan ancaman militer Korea Utara, sikap agresif China, dan perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
“Akan ada isu dalam hal lingkungan keamanan, kekhawatiran terhadap DPRK (nama resmi Korea Utara), dan kekhawatiran mengenai tindakan agresif Republik Rakyat China,” ucapnya. Kedua pemimpin, lanjutnya, akan membahas upaya kedua negara memajukan kerja sama bilateral maupun trilateral dengan Korea Selatan.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell mengatakan akan ada pengumuman pertemuan tingkat tinggi mengenai kolaborasi antara AS dan Jepang terkait pengembangan dan produksi peralatan militer bersama. Campbell menyebut kunjungan PM Kishida mendatang sebagai sebuah kunjungan yang berarti dan bersejarah dengan mengatakan bahwa Washington dan Tokyo berupaya untuk memodernisasi dan memperbarui kemitraan AS-Jepang yang penting dan dinamis.
Kunjungan Kishida akan menandai kunjungan resmi pertama perdana menteri Jepang sejak kunjungan terakhir Perdana Menteri Shinzo Abe pada 2015. Kunjungan Kishida dianggap sama dengan kunjungan kenegaraan yang biasa digunakan untuk presiden atau kepala negara asing, sebuah sambutan diplomatik tertinggi yang diberikan kepada pemimpin asing.