Jumat 05 Apr 2024 12:49 WIB

Hamas: Tak Ada Kemajuan dalam Perundingan Gencatan Senjata 

Netanyahu tampak "tidak tertarik" membebaskan sandera Israel.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Masyarakat mengamati kerusakan setelah rumah keluarga Abu Al Jidyan hancur akibat serangan udara Israel di Deir Al Balah, Jalur Gaza selatan, (4/4/2024).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Masyarakat mengamati kerusakan setelah rumah keluarga Abu Al Jidyan hancur akibat serangan udara Israel di Deir Al Balah, Jalur Gaza selatan, (4/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pejabat Hamas Osama Hamdan mengatakan, tidak ada kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata di Gaza. Meski kelompok itu sudah menunjukkan fleksibilitas.

Hamdan mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menetapkan rintangan yang membuat kedua belah pihak tidak bisa mencapai kesepakatan. Hamdan mengatakan Netanyahu "tidak tertarik" membebaskan sandera Israel. "Pemerintah penjajah masih menjajah, dan negosiasi tertahan di siklus jahat," kata Hamdan dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, Kamis (4/4/2024).

Baca Juga

Sejauh ini upaya Mesir dan Qatar yang didukung Amerika Serikat untuk meraih kesepakatan gencatan senjata tidak berhasil. Hamas ingin kesepakatan gencatan memastikan berakhirnya serangan Israel sementara Israel menolak mengakhiri serangan ke Gaza.

Kementerian kesehatan Gaza mengatakan dalam 24 jam terakhir 62 orang tewas dibunuh serangan Israel. Total korban jiwa dalam serangan Israel ke kantong pemukiman Palestina itu mencapai 33 ribu lebih.

Militer Israel membebaskan 101 warga Palestina yang ditahan pasukannya selama serangan darat beberapa pekan dan bulan terakhir. Para tahanan yang mengeluhkan perlakuan buruk di penjara-penjara Israel, dibebaskan melalui penyeberangan Kerem Shalom ke Jalur Gaza selatan.

Kementerian kesehatan Gaza mengatakan hingga Kamis kemarin sudah lebih dari 33.037 warga Palestina terbunuh dan 75.668 lainnya terluka dalam serangan militer Israel ke Gaza. Pemboman dan invasi Israel ke Gaza terjadi setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. Israel mengklaim serangan itu menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 250 orang diculik sebagai sandera.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement