REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Negosiasi untuk mengamankan gencatan senjata di Jalur Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, akan dilanjutkan di Kairo pada Ahad (7/4/2024), menurut laporan media Mesir.
Kabar tersebut dilaporkan oleh lembaga penyiaran swasta Al-Qahera News pada Sabtu, dengan mengutip "sumber tingkat tinggi Mesir" yang tidak disebutkan namanya, sementara belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh otoritas Mesir pada pukul 13.45 waktu setempat.
Sumber tersebut menambahkan bahwa Direktur CIA AS Bill Burns, Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman, serta delegasi Israel juga berpartisipasi dalam perundingan tersebut.
Delegasi senior dari kelompok Hamas yang berbasis di Gaza juga diperkirakan tiba di Kairo pada Ahad (7/4/2024) atas undangan Mesir guna mendiskusikan perkembangan terkait gencatan senjata di Gaza, menurut laporan itu.
Pada Jumat (5/4/2024), pejabat pemerintah AS mengatakan bahwa Presiden Joe Biden baru-baru ini telah mengirim dua surat khusus kepada Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani terkait dengan percepatan negosiasi gencatan senjata, menurut media AS.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa Biden melalui suratnya meminta Mesir dan Qatar untuk "menekan Hamas guna mempercepat negosiasi gencatan senjata.". Belum ada komentar langsung dari Kairo atau Doha terkait isu tersebut.
Israel melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Hamas Palestina pada awal Oktober, menewaskan kurang dari 1.200 orang.
Lebih dari 33.100 warga Palestina telah tewas sejak saat itu, dan lebih dari 75.800 lainnya luka-luka di tengah kehancuran massal dan kelangkaan bahan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya warga Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut bahan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang pada pekan lalu memintanya untuk melakukan lebih banyak upaya untuk mencegah kelaparan di Gaza.