REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Direktur Eksekutif Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Catherine Russell menggambarkan skala dan laju kehancuran di Jalur Gaza sebagai hal yang mengejutkan. Lewat unggahan di X, Ahad (7/4/2024), Russell mengatakan bahwa perang di Gaza telah menyebabkan lebih dari 14 ribu anak-anak terbunuh dan sejumlah besar korban luka.
Russell menambahkan, agresi di Gaza telah merenggut nyawa para guru, dokter dan juga pekerja kemanusiaan. Pejabat PBB tersebut mendesak agar permusuhan di Gaza segera dihentikan.
Ia juga menyatakan bahwa rumah, sekolah serta rumah sakit telah hancur. Kelaparan di Gaza pun, disebut Catherine, tak bisa terelakkan, bakal segera terjadi. Agresi Israel yang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah membunuh 33.137 warga Palestina, kebanyakan anak-anak dan perempuan, serta melukai lebih dari 75.815 lainnya, menurut data awal.
Menurut Pusat Informasi Palestina, 5.994 anak palestina telah syuhada terbunuh di Gaza, dan 9.890 orang terluka. Selain korban jiwa di Tepi Barat–56 pelajar gugur dan 329 luka-luka, sementara 105 lainnya ditahan oleh pasukan penjajah.
Kementerian menambahkan, 266 guru dan administrator sekolah telah syahid dan 973 lainnya terluka di Gaza. Sementara enam orang terluka dan setidaknya 73 orang ditangkap di Tepi Barat yang diduduki.
Kementerian tersebut menyatakan bahwa 351 sekolah negeri dan 65 sekolah yang dikelola UNRWA telah dibom dan dirusak di Jalur Gaza; 111 di antaranya rusak berat, dan 40 hancur total. Kurang dari 60 sekolah diserang dan dirusak di Tepi Barat.