REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS0 Janet Yellen pada Ahad (7/4/2024) bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang untuk menyampaikan kekhawatiran Washington mengenai kelebihan kapasitas industri Beijing. Yellen juga mengamati bahwa hubungan bilateral sekarang lebih stabil karena kedua belah pihak dapat melakukan diskusi yang alot.
Yellen, yang sedang melakukan kunjungan lima hari ke China, mengadakan pertemuan 80 menit di Beijing dengan Li Qiang, menurut laporan Xinhua News. Li juga mendesak Washington untuk tidak mempolitisasi isu-isu ekonomi tetapi mengambil pandangan obyektif mengenai persoalan kapasitas industri.
Li mengatakan, kedua negara perlu saling menghormati dan harus menjadi mitra, bukan musuh, dan menambahkan bahwa “kemajuan konstruktif” telah dicapai selama kunjungan Yellen. AS, tambah Li, harus melihat masalah kapasitas secara obyektif dan dialektis dari sudut pandang ekonomi pasar dan perspektif global, serta berdasarkan hukum ekonomi.
"Kami berharap AS dapat bekerja sama dengan China untuk mematuhi norma-norma dasar ekonomi pasar, yaitu persaingan yang adil dan kerja sama terbuka, sambil menahan diri dari mempolitisasi masalah ekonomi dan perdagangan atau memperluas konsep keamanan nasional secara berlebihan," kata Li.
Yellen mengatakan, Washington dan Beijing tidak boleh menghindari "percakapan yang sulit" untuk mengatasi perbedaan mereka, dan menambahkan bahwa pertemuan itu jujur dan produktif.