Rabu 10 Apr 2024 07:20 WIB

Beijing: Asia Tenggara Penting untuk China

Negara-negara tetangga adalah prioritas dalam diplomasi China.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Kamis (29/02/2024)
Foto: ANTARA/Desca Lidya Natalia
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Kamis (29/02/2024)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menyebut China menilai penting untuk menjaga hubungan dengan negara-negara di Asia Tenggara yang ditunjukkan dengan kunjungan sejumlah pejabat tinggi ke Beijing dalam dua pekan terakhir. "Para pemimpin dan menteri luar negeri dari beberapa negara Asia Tenggara telah mengunjungi China selama beberapa hari terakhir, yang menunjukkan betapa pentingnya hubungan negara-negara Asia Tenggara dengan China," kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Selasa (9/4/2024).

Pada 1 April 2024, Presiden Xi Jinping bertemu dengan Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto. Prabowo juga bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang pada 2 April 2024.

Baca Juga

Selanjutnya Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga telah bertemu dengan Menlu Vietnam Bui Thanh Son pada 5 April 2024, diikuti dengan kunjungan Menlu Laos Saleumxay Kommasith dan Menlu Timor-Leste Bendito dos Santos Freitas. Sedangkan Putri Maha Chakri Sirindhorn dari Thailand juga melakukan kunjungan ke China pada 4-10 April 2024 dan masih ada jadwal kunjungan Ketua Majelis Nasional Vietnam Vuong Dinh Hue dan Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat ke China.

"Negara-negara tetangga adalah prioritas dalam diplomasi China. Negara-negara Asia Tenggara dan China adalah tetangga, teman dan mitra baik yang memiliki masa depan bersama," ungkap Mao Ning. China, menurutnya, telah menjalin kerja sama untuk meningkatkan saling pengertian, rasa percaya serta mengupayakan pembangunan dan kemakmuran bersama.

Hal ini sejalan dengan prinsip persahabatan dan inklusivitas sesuai dengan visi dari Presiden Xi Jinping. "Tahun lalu, China dan ASEAN menjadi mitra dagang terbesar selama empat tahun berturut-turut. Pada Januari dan Februari tahun ini, perdagangan antara China dan ASEAN mencapai 993,2 miliar yuan atau naik sebesar 8,1 persen," tambah Mao Ning.

Negara-negara Asia Tenggara, kata Mao Ning, juga menjadi mitra penting dalam kerja sama "Belt and Road". Contoh proyek kerja sama yang dilakukan China dalam kerangka "Belt and Road Initiative", termasuk Kereta China-Laos, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, maupun "Two Countries, Twin Parks" antara China dan Malaysia yang diklaim Mao Ning telah mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan manfaat bagi masyarakat di wilayah tersebut.

"Bebas visa juga sudah diterapkan antara China dan tiga negara Asia Tenggara yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand. Berbagai acara juga akan diadakan selama Tahun Pertukaran Masyarakat China-ASEAN untuk meningkatkan saling pengertian dan membangun ikatan yang lebih erat antara kedua belah pihak," jelas Mao Ning.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement