Rabu 10 Apr 2024 13:15 WIB

PBB Ungkap Dusta Israel yang Mengaku tak Halangi Bantuan Kemanusiaan

PBB mengatakan truk-truk itu hanya terisi setengah karena inspeksi Israel.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Pengungsi Palestina memegang mangkuk kosong saat berbaris untuk menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, (7/3/2024).
Foto: EPA-EFE/HAITHAM IMAD
Pengungsi Palestina memegang mangkuk kosong saat berbaris untuk menerima bantuan makanan yang diberikan oleh kelompok pemuda Palestina di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, (7/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Badan Bantuan Pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) mengatakan sejak Februari dan Maret lalu Israel menolak 40 persen akses misi bantuan makanan ke Gaza. Sejak Maret lalu Israel melarang semua konvoi bantuan makanan UNRWA ke kantong pemukiman Palestina itu.

Dikutip dari Aljazirah, Selasa (9/4/2024) UNRWA mengatakan sejak Januari lalu Israel melarang semua konvoi bantuan makanan ke Gaza utara. Israel mengklaim bantuan lebih cepat bergerak di Gaza setelah masyarakat internasional menekan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meningkatkan akses bantuan.

Baca Juga

Namun angka yang didapat PBB bertentangan dengan pernyataan Israel. PBB mengatakan jumlah bantuan yang masuk jauh di bawah syarat minimal untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan.

Israel mengklaim pada Senin lalu 419 truk bantuan masuk ke Gaza, jumlah truk terbanyak yang masuk ke kantong pemukiman tersebut sejak Israel menyerang Gaza pada Oktober lalu. Namun Masyarakat Bulan Sabit Merah dan PBB mengungkapkan angka yang jauh lebih rendah.

PBB mengatakan truk-truk itu hanya terisi setengah karena inspeksi Israel. PBB mengatakan Israel jauh membatasi jumlah makanan masuk ke daerah yang terancam mengalami kelaparan dibandingkan jenis bantuan yang lain.

Juru bicara badan kemanusiaan PBB (OCHA) Jens Laerke memperlihatkan statistik bulan Maret lalu yang menunjukkan semakin sulit truk makanan mendapatkan izin masuk dibandingkan bantuan lain ke Gaza. "Konvoi makanan yang seharusnya menuju ke wilayah utara, di mana 70 persen penduduknya menghadapi kondisi kelaparan, tiga kali lebih mungkin untuk ditolak dibandingkan konvoi kemanusiaan yang membawa bantuan lain," kata Laerke di Jenewa.

"Sementara Israel mengeluhkan distribusi PBB, setengah dari konvoi yang kami coba kirimkan ke utara dengan membawa makanan pada bulan Maret ditolak pihak berwenang Israel yang sama", kata Laerke.

"Kewajiban ada pada pihak-pihak yang bertikai, dan khususnya pada Israel sebagai penguasa pendudukan Gaza, untuk memfasilitasi dan memastikan akses kemanusiaan tidak berhenti di perbatasan," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement