REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Polisi Jerman menghentikan dan membatalkan konferensi pro-Palestina tidak lama setelah acara dimulai. Tepat beberapa jam setelah salah satu pembicara utama mengatakan pihak berwenang menahannya di bandara dan mencegahnya masuk ke Jerman.
Di media sosial X, kepolisian Jerman mengatakan petugas menghentikan Kongres Palestina karena seorang pembicara dikenai larangan aktivitas politik di Jerman. Jerman mengeluarkan larangan aktivitas politik pada mantan Menteri Keuangan Yunani, Yanis Varoufakis.
Larangan ini mencegahnya berkunjung ke Jerman atau berpartisipasi dalam bentuk apapun termasuk melalui Zoom konferensi yang seharusnya digelar tiga hari itu. Pihak berwenang Jerman membatalkan acara itu sebelum Varoufakis menyampaikan pidatonya.
Varoufakis membagikan cuplikan pidato yang seharusnya ia sampaikan di konferensi tersebut di situs pribadinya. Dalam pidato itu ia mengecam pasukan Israel dan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023. "Sayangnya, seluruh sistem politik Jerman memutuskan untuk tidak mengizinkan ini," katanya seperti dikutip di Aljazirah, Sabtu (13/4/2024).
"Saya katakan pada mereka, Anda ingin membungkam kami. Melarang kami. Menumpas kami. Menuduh kami. Anda tidak memberi kami pilihan selain membalas tuduhan konyol anda dengan tuduhan rasional kami sendiri. Kalian yang memilih ini. Bukan kami," tambahnya.
Tidak hanya membatalkan pertemuan itu kepolisian Jerman di Berlin juga melarang dokter bedah plastik Inggris-Palestina Ghassan Abu Sittah datang ke Jerman. Abu Sittah mengatakan ia ditahan pihak berwenang Jerman selama "tiga setengah jam" dan diinterogasi mengenai pekerjaannya di Gaza dan kesaksiannya di Mahkamah Internasional dalam kasus yang diajukan Afrika Selatan terhadap Israel.
"Saya diberitahu meskipun saya berpartisipasi dalam konferensi, saat kembali ke Inggris melalui Zoom atau dengan mengirimkan rekaman video, hal itu akan membuat saya melanggar hukum Jerman. Alasan yang menggelikan adalah mereka tidak dapat menjamin keamanan peserta konferensi itu dan itulah sebabnya mereka menutup konferensi tersebut," katanya.
"Seolah-olah Jerman ingin membuktikan kasus Nikaragua, mereka adalah kaki tangan genosida di Gaza. Jerman berusaha membungkam para saksi dan itulah yang dilakukan oleh para kaki tangan, mereka mengubur bukti-bukti," tambahnya.